"Loh β¦ kan emang udah tua! Kalo didesa aku, usia mas Dikta ini udah punya anak dua atau tiga."
Dikta tertawa pelan sambil menggeleng pelan kemudian berkata, "kamu mau bilang kalau aku perjaka tua? Begitu?"
Hening langsung menggeleng, "bukan gitu maksud aku. Cuma mengingatkan kalau mas Dikta itu udah gak muda dibandingkan aku. Kalau didesa udah jadi ayah."
"Gak kebayang repotnya punya anak apalagi anaknya seaktif kamu."
Hening terbahak sambil menutup mulut setelah itu dia berkata, "kalo itu gak usah dibayangin. Repotnya buat pengen masukin aku keperut lagi. Itu yang selalu ibu bilang kalo udah habis sabar sama tingkah aku."
Hening memperagakan suara dan cara bicara ibunya, "Heningtyas Permata Hati! Anak paling baik budi, saking baiknya pengen ibu telan lagi biar masuk kedalam perut! Bisa tidak satu hari saja tidak buat ibu bahagia?"