Hari lamaran pun tiba, suasana dirumah Hening ramai para tamu undangan yang terdiri dari perangkat desa dan beberapa orang yang diundang secara khusus.
Dandanan Hening sangat sederana karena ini hanya lamaran dimana tanda ikatan Dipta dan gadis itu. hening mengenakan kebaya cream yang dibawa khusus oleh juragan nyonya, dan untungnya ukurannya pas ditubuh Hening.
Agak longgar sedikit tapi bisa diakali.
Hening mencatut wajahnya dicermin sambil terus meyakini diri kalau ini hari ini bukanlah mimpi. Awalnya dia pikir bakalan biasa aja, lamaran, selesai. Tapi, ternyata jantungan juga.
Nur memegang dada kiri Hening, "berdebar hatiku berdebar!"
Hening menghempas tangan sahabatnya itu, "apa sih Nur!"
Nur terkekeh pelan, "deg deg-an, Neng? Gimana gak, pangerannya tampan gilakkk! Andai mas Jin milih aku …." Nur membayangkan betapa mewah hidupnya bersama pangeran tampan yang datang dari negri dongeng.