Chapter 194 - 194

Sadam lagi lagi terdiam, menahan diri untuk tidak terisak namun pada akhirnya ia gagal. Menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututnya yang terlipat. Sadam kembali menangis. Menyesali semua yang sudah ia lakukan. Namun nasi sudah menjadi bubur, semuanya sudah terjadi dan tidak ada yang bisa mengulangnya. Sadam benar benar merasa buruk. Bahkan Shei melakukan banyak hal untuk mempertahankan hubungan mereka. Bagaimana Sadam sebagai lelaki yang seharusnya bisa memimpin gadisnya justru bersikap sangat egois dan hanya memikirkan kesenangannya sendiri. Benar benar seorang pecundang besar yang tidak pernah bisa di maafkan. Lelaki itu meredam suaranya agar Shei tidak bisa mendengar tangisannya walau itu sia sia karena gadis itu tetap bisa mendengar isakan halus itu. Ah sudah lama sekali ia tidak mendengar Sadam yang menangis. Mendengarnya saja membuat tawa kecil Shei tidak bisa terbendung lagi, "Sade kau tidak pernah berubah sejak dulu. Sejak kau masih kecil,"