Ketika Ilyas dan Alvian tiba, pintu rumah Nisa dalam keadaan terbuka. Tidak ingin menduga yang tidak-tidak dan menakuti diri sendiri yang sudah panik, Ilyas menghambur, berlari masuk. Dan, seseorang yang mereka kenal telah berada di dalam.
Pria itu berpakaian rapi. Mengenakan kemeja biru polos yang dimasukkan seluruhnya, celana kain formal, dan sepatu pantofel hitam. Dia berdiri menjulang dengan angkuh sementara Nisa tergeletak tidak sadarkan diri di lantai.
Setelah mengamati, pria itu mulai berjongkok untuk menyejajarkan tinggi tubuh mereka. Ia hendak menyentuh Nisa ketika Ilyas menerjangnya. Keduanya berguling bersamaan di lantai dan baru berhenti ketika punggung Ilyas membentur dinding.
Serangan Ilyas sungguh mengejutkan. Ia sempat menyadari keberadaan Ilyas tapi tidak cukup cepat untuk menghindari serangan. Keduanya merintih kesakitan.
"Ternyata benar Bapak pelakunya!" geram Ilyas.