"Aku benar-benar tidak melakukan apa pun!" tegasku berulang kali tapi dua pasang mata di depanku tidak percaya. Mereka masih saja memelototiku.
"Kalau kamu tidak melakukan apa pun kenapa pembunuhan itu gagal?" tanya Noni. Tidak, suaranya tidak terdengar seperti bertanya melainkan menuduh.
"Benar. Kenapa gagal?" Ben si Tukang Kompor menimpali.
"Kalau aku melakukan sesuatu kalian pikir, kalian masih akan melihatku di sini?" Aku membalikkan kata-kata mereka.
Tunggu, sebenarnya apa salahku? Kenapa di sini aku yang dihakimi. Padahal aku sudah menuruti perkataan mereka dengan tidak ikut campur. Saat Ilyas dan Alvian melihatku, aku juga sudah cukup mendapat penghakiman. Aku bahkan sampai harus terlibat dengan polisi. Jadi, di mana sebenarnya letak kesalahanku?
"Benar juga." Ben akhirnya berpikir. Noni juga ikut berpikir.
Aku benar-benar tidak melakukan apapun.
