Ternyata benar, Hyun Jung adalah seorang penggemar sejati. Dia mengikuti kemana saja Brielle pergi konser. Dengan kekayaan yang dia miliki dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Termasuk membayar penyusup untuk merekam aktivitas pribadi itu.
"Dia bahkan lebih mengerikan dari seorang saesang." Brielle bergumam dalam hatinya.
Setelah sampai di kamarnya, Brielle merebahkan tubuhnya ke ranjang. Dia merasakan lelah setelah perjalanan jauh itu.
Hingga tengah malam baru terdengar mobil Hyun Jung memasuki halaman rumah itu. Brielle yang masih terjaga bangkit dari ranjang dan melihat dari jendela kamar itu.
"Dia baru pulang, apa dia robot? Mengapa berusaha sekeras ini?" batinnya.
Brielle menyilangkan tangannya di dada. Dia berjalan menuju balkon karena merasa tertarik dengan banyaknya lampu di halaman belakang mansion super mewah itu. Tak lama berselang, seseorang membuka pintu kamar itu. Suara langkah kaki menuju ke arah perempuan yang sedang menikmati angin malam..
"Pantas saja Bini Lee melarang mengunci pintunya. Ternyata Tuan Jeon biasa keluar masuk kamar dengan bebas seperti ini," batin Brielle.
"Kau belum tidur? Sudah larut, kau harus istirahat," ujar Hyun Jung lembut.
"Aku sudah banyak istirahat. Kau istirahatlah," jawab Brielle.
Pria itu mendekati tubuh calon istrinya dan mendekapnya erat dari belakang. Perlahan Brielle membalas dengan mengusap lembut punggung tangan Brielle.
"Aku baik-baik saja. Aku sudah berbaring sedari datang tadi. Kau belum istirahat sama sekali. Sekarang masuk kamarmu dan istirahat di sana," jelas Brielle dengan lembut.
Mendengar jika Hyun Jung melakukan kegiatan amal, itu membuat Brielle ingin berlaku lembut.
"Ada sesuatu yang terjadi padamu? Kau menjadi sangat lembut dan sopan," ujar Hyun Jung yang terheran dengan apa yang calon istrinya lakukan.
"Apa maksudnya?" tanya Brielle.
"Kita pulang dalam suasana hati yang buruk. Kita saling mencaci dan saling melukai. Mengapa sekarang kau menjadi sangat manis?" desak Hyun Jung.
"Ah, kau bertanya tentang itu?" tanya Brielle.
Hyun Jung menganggukkan kepalanya pelan.
"Aku menangkap poin penting dari Bibi Lee tadi. Kau melakukan kegiatan amal dihari kematian ayah dan ibumu. Aku menjadi tersentuh dan ingin mengistimewakan dirimu, tapi hanya untuk malam ini," jelas Brielle.
Hyun Jung tertawa mendengar apa yang Brielle katakan. Dia tak percaya calon istrinya berubah manis karena hal itu.
"Aku akan melakukan kegiatan amal setiap hari untuk mendapat perlakuan manis ini setiap hari juga. Bersiaplah," balas Hyun Jung.
Brielle melenguh tak percaya. Dia merasa Hyun Jung mempermainkan dirinya dengan alasan ingin diperlakukan manis.
"Siapa yang bisa membuat ini menjadi lebih mudah? Aku atau dirimu?" tanya Brielle.
"Tentu saja kita berdua," balas Hyun Jung.
"Ah, sudahlah. Masuk kamarmu dan istirahat," usir Brielle pada calon suaminya.
"Ini kamarku, apa kau tak melihatnya?" sahut Hyun Jung.
Benar saja, Bibi Lee memang diminta Hyun Jung mengantarkan Brielle ke kamarnya. Mereka akan tidur sekamar mulai malam ini.
"Kau gila, kita bahkan belum menikah," kata Brielle menolak sekamar.
"Bahkan kau melakukan hubungan itu dengan produser Min. Mengapa sekarang menolak sekamar denganku. Aku tak akan melakukan apa pun padamu. Jangan terlalu khawatir," ujar Hyun Jung.
Brielle tak mampu membantah atau menjawab pernyataan itu. Dia menundukkan kepalanya.
"Jangan membuatmu menjadi canggung. Ayo masuk," ajak Hyun Jung sembari menarik lengan Brielle.
* * *
Persiapan pernikahan selesai setelah dua minggu. Hari ini Brielle dan Hyun Jung akan mengadakan konferensi pers sebelum melangsungkan pernikahan. Sebelum memasuki tempat diadakannya pertemuan dengan wartawan itu, Brielle bersandiwara terlihat bahagia. Dia membayangkan jika pria yang akan menikah dengannya itu Seo Yeon.
"Kau gugup?" tanya Hyun Jung.
"Sama sekali tidak," balas Brielle.
Dia menenangkan dan mempersiapkan diri dengan sangat baik. Dia merasa benar-benar harus membuat semua ini alami.
Keduanya memasuki ruang itu ditemani management Brielle dan Tae Hyun. Mereka berdua mengabarkan jika mereka akan melangsungkan pernikahan mewah di akhir pekan ini.
"Kami mengundang kalian semua sebagai perayaan atas penyatuan cinta kami berdua. Dengan penuh rasa hormat dan ucapan terima kasih, aku berharap kalian semua bisa menjadi saksi," ucap Brielle.
Nada bicaranya sempurna tanpa cela. Dia membuat semua orang kagum dan begitu menerima keputusan yang dia ambil. Bersamaan dengan itu semua, Brielle mengumumkan jika dia akan rehat sejenak dari dunia hiburan. Sehingga dia meminta pengertian para wartawan untuk tak mengusik kehidupan pribadinya setelah menikah nanti.
Konfrensi pers berakhir dengan sangat baik. Semua sempurna dan Brielle segera ikut dengan Hyun Jung menuju mansion mereka.
Di sisi lain Seo Yeon berada di apartemen miliknya dengan keadaan yang sangat hancur. Pria itu mengamuk seluruh isi kamarnya karena patah hatinya. Dia tak bisa menerima semua ini begitu saja. Brielle adalah satu-satunya wanita yang bisa membuatnya terus jatuh cinta.
"Dia adalah milikku. Mengapa pria jahat itu mengambilnya?" omelnya.
Dia menghabiskan satu botol wine dan membuat dirinya mabuk berat. Seo Yeon ambruk di tepi ranjang kamarnya dan tertidur lelap hingga tak ada yang berani mengganggunya.
Orang-orang suruhannya hanya bisa membiarkan hal itu. Bahkan setelah mereka membernarkan posisi tidur Seo Yeon sama sekali tak bergerak. Dia tak terbangun. Hanya sesekali saja dia mengucapkan jika dia sangat mencintai Brielle.
Hati pria itu hancur berkeping-keping, dia sama sekali tak bisa membuat keadaan yang ada menjadi lebih baik. Pengumuman pernikahan Brielle dan Hyun Jung rupanya membuat dia semakin terpuruk. Baginya ini bukan kabar yang mengejutkan. Dia dan Brielle sudah beberapa kali membahasnya. Namun karena kali ini Brielle melakukannya di hadapan media, sehingga semua tampak semakin nyata.
Seo Yeon merasa akan benar-benar ditinggalkan oleh kekasih hatinya itu.
"Semua begitu sulit untuknya. Nona Brielle akan menikah dengan pria lain yang sama sekali tak dia cintai. Pasti hatinya sangat hancur dan merasa sangat sepi," batin asisten apartemen itu.
Sampai di mansion Brielle dan Hyun Jung langsung menuju kamar. Keduanya berganti pakaian setelah selesai konfrensi pers.
"Aku rasa mereka semua akan mendukungmu." Hyun Jung mengutarakan kesimpulan yang dia dapat.
Brielle malas sekali bicara untuk menanggapi itu sehingga dia memilih untuk dia. Dia tak ingin membuat hatinya semakin terluka. Brielle sedang membayangkan bagaimana keadaan Seo Yeon sekarang ini. Pikirannya tak tenang karena saat di management tadi dia tak melihatnya.
"Di mana dia? Mengapa hilang begitu saja? Bukankah Hyo Shin Eonni memberi tahu jika aku akan datang ke management.
"Kau melamun? Apa yang kau pikirkan?" desak Hyun Jung sembari menarik kasar lengan Brielle.
"Akh, sakit," rintih Brielle karena merasa lengannya digenggam terlalu erat.
"Apa yang kau pikirkan? Mengapa menjadi canggung lagi?" desak Hyun Jung.
* * *