Rania! Tadaaa ... Coba tebak, kita berdua punya surprise apa buat kamu?"
Rania tersentak, hampir saja handphone di tangan kanannya meluncur jika saja refleksnya kurang cepat. Namun butiran boba yang masih belum sempurna dikunyah oleh gerahamnya tertelan, membuatnya terbatuk-batuk karena tersedak.
"Apa sih, ngga pake ngagetin bisa kan?" Omel Alfa kesal, yang sejak kedatangannya di Kafe sejam yang lalu tak beranjak sedetik pun dari samping Rania.
"Apaan sih lo, nimbrung aja! Pindah sana deket Yala, kita bertiga mau girls talk dulu." kesal Eva, yang langsung meminta Cilla yang baru datang bersamanya untuk duduk di kursi yang ditempati Alfa.
Dengan wajah ditekuk, Alfa beralih di dekat Yala, yang sedang asik bermain game favoritnya di handphone, tanpa terganggu dengan kedatangan Eva dan Cilla yang beberapa menit sebelumnya pamit keluar, entah kemana.
"Surprise apa sih? Buat siapa lagi, ultahku kan udah lewat." Heran Rania, setelah reda dari batuknya.
Cilla yang ditanya tampak salah tingkah, membuat Eva sigap menjawab pertanyaan Rania.
"Rania ... Surprise kan ngga harus pas ultah aja." Balas Eva cepat, dengan mimik ramah yang dipaksakan, bahkan lebih terlihat seperti memendam kekesalan.
Yala melirik pada Eva, sejenak pikirannya teralihkan dari game yang sedang dimainkannya.
Tanpa memedulikan pandangan keempat temannya, Eva menyodorkan sebuah amplop coklat yang sedari tadi dipegangnya ke hadapan Rania.
"Ouw, yeah ... " Hela Rania, tak ingin berdebat.
Sebenarnya tujuan mereka berlima datang ke kafe ini adalah untuk merayakan berakhirnya ujian semester 1 yang sudah berlangsung selama beberapa hari kemarin. Jadi akan sangat merusak suasana jika terjadi perdebatan di antara mereka. Lagipula, Rania sudah hafal bagaimana tabiat Eva yang keras dan tidak suka dibantah.
Rania, Eva, Cilla, Alfa, dan Yala adalah teman satu kelas di SMU 100. Awalnya mereka tidak begitu dekat, namun sejak mereka sering berada dalam satu kelompok belajar, akhirnya mereka menjadi dekat dan sering bersama-sama.
"Buka dong!" Pinta Eva, lebih terdengar seperti perintah.
Tanpa ragu Rania membuka amplop itu, diikuti pandangan ketiga temannya, tanpa terkecuali Yala yang langsung menghentikan permainannya.
"Gimana, baik kan kita? Ongkos ke sana mahal loh, belum tentu juga kamu bisa ke sana dengan biaya sendiri ... "
"Ehemm ... Maksud Eva, kebetulan aku dapat tiket gratis liburan ke Bali dari kantornya Papa. Ttapi ... sayang aku ngga bisa ikut, karena ... anu, ada yang harus aku lakuin di sini." Cilla menyela ucapan Eva. Meski terlihat gelisah, dan beberapa kali membenarkan letak kacamatanya, namun Rania lebih respek mendengarkan ucapan Cilla.
Cilla menunduk, menghindari tatapan Rania. Dia takut rencananya dan Eva yang akan mengajak Alfa dan Yala berlibur ke Lombok, diketahui oleh Rania.
"Oh ... Jadi ini dari kantor Papa kamu." Ujar Rania, menekankan ucapannya tanpa melirik pada Eva.
"Iya, tiketnya ada dua, kamu bisa ajak siapa aja, mungkin kakak kamu, biar ada yang jagain. Dan jangan khawatir, untuk akomodasi dan transport selama di sana sudah diatur semuanya." Lanjut Cilla dengan nada yang perlahan mulai mencair.
"Wow ... Keren. Tapi aku ngga bisa terima ini Cill, ini ... pasti mahal, sayang kan kalau cuman kamu kasih ke aku." Jawab Rania, merasa tak enak. Meski diabtahu, bagi Cilla memberikan tiket ke Singapur secara cuma-cuma pun dia mampu.
"Halaahh ... Udah terima aja. Buat Cilla segini tuh ngga ada apa-apanya, dia ngga bakalan rugi."
Mendengar perkataan Eva, Cilla hanya diam menunduk. Berbeda dengan Alfa yang siap menyemburkan komentar pedasnya pada Eva, namun sigap didahului oleh Rania.
"Ummhh ... Ya udah deh, makasih banyak ya kalian." Cepat Rania membalas, sebelum terjadi perdebatan yang berujung pertengkaran antara Eva dan Alfa yang sering terjadi di setiap kebersamaan mereka.
Amplop coklat yang berisi dua buah tiket pesawat dan hotel yang akan menjadi tempatnya menginap di Bali, dimasukkannya ke dalam tas sekolah yang berada di pangkuannya. Meski dia tidak terlalu tertarik dengan tawaran itu, karena Rania lebih suka menghabiskan liburan dengan membaca buku dan mendengarkan musik kesukaannya.
Tapi sepertinya, Kakaknya akan senang sekali jika bisa pergi kesana.