Chereads / Isekai Dungeon / Chapter 15 - Persiapan Pertempuran Kasta

Chapter 15 - Persiapan Pertempuran Kasta

Dua hari sebelum perang habis-habisan, mau tidak mau aku melakukan persiapan untuk bertarung. Aku sudah melatih kemampuanku dari selain menembakkan es dan bergerak cepat. Aku memanipulasi es dari selain menembakkan peluru yaitu menciptakan perisai dari es, aku juga dapat melapisi tubuhku seperti tangan dengan es untuk membuat pukulan yang lebih kuat. Dan lagi bisa menciptakan es untuk melapisi benda seperti tongkat lalu membentuk sesuai kemauanku. Kesulitannya disini adalah mempertahankan kepadatannya. Aku memang sudah agak terbiasa dengan kekuatan astral namun memiliki beberapa keterbatasan.

Aku juga sudah memakai beberapa benda yang diberikan Tirta seperti sarung tangan penilaian sebelumnya yang dapat mengukur kemampuan lawan dan kemampuan sendiri. Hanya saja sarung tangan yang kupakai sekarang lebih seperti sarung tangan biasa, kekuatan elastisitasnya cukup kuat, ini juga bisa menahan hantaman dari sebuah pisau yang memiliki ketajaman biasa.

Selanjutnya adalah kacamata yang mampu memberikan penglihatan hingga 360 derajat, sebelumnya nampak membingungkan karena belum terbiasa. Tapi ini cukup bagus untuk melihat arah serangan yang tidak kuketahui, meski sebenarnya aku menggunakan pendengaran juga untuk memprediksi serangan lawan. Tapi pendengaranku tidak akan berguna bila musuh yang menargetkanku dari kejauhan.

Tirta juga memberiku 3 pil. Dalam catatan yang ia tulis, pil itu memberikan kemampuan instan, tapi aku belum ingin mencobanya karena dalam catatan yang ia buat terdapat efek samping. Dalam catatannya cukup menggiurkan, terdapat kemampuan teleportasi, regenerasi, dan peningkatan seluruh kemampuan 2 kali lipat. Cukup ragu sebenarnya melihat sesuatu yang serba instan seperti ini. Jadi aku akan menyimpannya di saku saja.

"Hei Vall? Ini dibuat untuk apa? Kau sekarang punya banyak barang yang aneh ya," ucap Bella yang sekarang ada di kamarku. Tidak hanya dia, ada juga Bill yang bersamanya. Sebenarnya aku tak ingin mereka kemari, hanya saja karena berdiskusi soal penyerangan dan aku membicarakan barang-barang yang kupunya, jadinya mereka ikut ke tempatku untuk melihat barang-barangku. Tadinya mereka ingin kubawakan saja, namun ternyata orang-orang ini cukup tidak sabaran.

"Aku sudah menulisnya di buku catatan, kau baca saja."

Beberapa waktu sebelumnya aku sudah melihat juga kondisi masyarakat dan sistem pemerintahan disini, ketika aku melihat beberapa video di internet, aku menemukan simbol yang dimaksud Tirta, masalahnya itu adalah dinding di pusat kota. Keputusanku sudah tepat untuk ikut bersama mereka dalam misi ini, namun aku tak mengerti hambatan apa saja yang akan menghalangiku nantinya. Aku menaruh mesin yang sama seperti di dunia sebelumnya untuk kembali di dunia Tirta di almari salah satu apartemen ini, aku tak bisa membawanya takutnya nanti akan hancur ketika kubawa.

Ku dengar orang yang berhasil menerobos ke wilayah yang lebih dalam, akan mendapatkan beberapa keuntungan, jadi aku akan membawanya ketika misi itu sukses. Lalu setelah naik kasta aku akan menerobos kasta lebih tinggi lagi untuk membawa simbol itu.

"Hei Vall, bagaimana hubunganmu dengan Lina? Tanya Bella.

"Hubungan."

"Jangan pura-pura polos, seperti biasa kau tidak peka padahal ketika kau pergi dia menangisimu berminggu-minggu."

Sudah kuduga, Lina pasti memiliki hubungan spesial dengan orang ini, aku jadi merasa bersalah, tidak ada catatan apapun juga di tempat ini, mungkin mereka sepasang kekasih, lalu Lina membersihkan tempat ini dulu, sebelum aku menempatinya.

"Lain kali, aku akan lebih memperhatikannya."

"Nah, itu lebih baik."

***

Sekarang adalah pukul 2 malam, namun kendaraan masih banyak yang berlalu lalang. Sejauh yang kutahu informasi tentang kenaikan kasta yang mereka ketahui adalah dari sistem dalam yang hanya di ketahui oleh orang-orang tertentu saja, cara ini sebenarnya cukup ekstrim. Kalau tidak salah kelompok dari orang-orang yang kinerjanya menurun atau membuat masalah akan beradu dengan kelompok bawah yang menonjol dan memiliki kekuatan, dalam hal ini kelompok kasta menengah yang memenangkan pertempuran maka dapat mempertankan kembali haknya sebagai warga kasta menengah, begitu sebaliknya, jika kasta bawah mampu memenangkan pertempuran ini, maka kasta bawah dapat naik kasta.

"Fokuslah, Morio kau dengar? .... Baiklah."

Nampak Lina berkomunikasi dengan Morio dari jarak jauh, ia berfungsi sebagai bagian pendukung untuk menggerakkan anggota tim di tempat ini dengan menggunakan radar dan komunikasi jarak jauh, ia juga berperan untuk mengantisipasi serangan hacking dari lawan.

Lina nampak membawa senjata api laras panjang digunakan untuk serangan jarak menengah. Nampak ia fokus menatap sekitar karena tempat ini yang akan menjadi medan pertempuran, dalam beberapa menit kemudian kendaraan yang berlalu lalang sepi, sepertinya ada rekayasa lalu lintas yang digunakan untuk memiimalisir korban, setelah itu daya listrik di beberapa bagian area dipadamkan. Beberapa detik kemudian pemandangan perkotaan yang sebelumnya terdapat beberapa pemukiman langsung berubah menjadi dinding-dinding besar dan terdapat kastil yang berdiri kokoh. Perubahan yang cukup singkat itu membuatku takjub.

"Kalau boleh ku berpendapat, ini seperti permainan daripada penerobosan kasta."

"Semua orang yang pertama kali melihat juga bilang begitu."

"Kau pernah melakukan ini sebelumnya –Hei!?"

Belum sempat aku menyelesaikan kata ia langsung turun dari gedung dan memulai penyerangan dengan tim lain yang sudah ditempatkan di beberapa titik.

"Kau sudah paham dialognya bukan?"

Intinya aku berpura-pura menjadi pemimpin disini, dan mengarahkan beberapa tim sebelum memulai penyerangan. Sebetulnya ini tanggungjawab yang berat, tapi demi Tirta untuk mendapatkan simbol itu aku harus membuat misi ini sukses.

*****