Gadis itu terbangun sekitar pukul 6 pagi. Ia tersenyum tipis setelah melihat siapa yang kini tidur di sampingnya dengan tenang, ia merasa malam itu adalah malam yang sangat singkat.
Jika Hannah ingat lagi kejadian semalam itu ia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Harusnya ia tidak menampar Aarun, dia sepertinya terlalu banyak pikiran. Sebelum ia bangun dari Kasur tersebut ia sempat memeluk tubuh pria itu sebentar lalu langsung bangun dan pergi ke kamar mandi.
Pagi itu biasa-biasa saja dan bahkan Aarun belum bangun dari tadi. Sepertinya dia sangat kelelahan karena bekerja kemarin.
Hannah membuka jendela. Hingga udara langsung masuk dan menyentuh kulitnya. Dingin. Namun ia merasa relax.
Rambut Hannah yang makin panjang membuatnya perlu mengikat rambut saat mulai memasak. Matanay melirik Aarun yang masih tidur nyenyak padahal ini sudah menunjukkan pukul 8 pagi. "Apa dia tidak kerja?"