kedua muda mudi itu tidak lagi menghitung rasi bintang, mereka kini kembali duduk dengan santai di rooftop tersebut, tidak terasa sudah menunjukkan pukul 10 malam itu artinya 30 menit lagi mereka harus pulang karena bus terakhir akan segera tiba. Rumah Hannah dan Aarun berbeda jalur itu membuat mereka tidak bisa naik bus bersama.
Gadis berambut pendek itu melirik tangannya yang terus di gengam oleh Aarun dengan lembut, tangan kecilnya itu di selipkan di kedua paha pria itu, sedangkan Hannah masih nyaman untuk menyandarkan kepalanya di bahu Aarun.
Mereka tidak saling bicara seperti tadi, kini mereka banyak diam namun genggaman keduanya tidak pernah lepas. Aarun melirik gadis itu juga lalu tersenyum tipis.
'Maafkan aku Ian,' batinnya.