Aarun turun dari taksi dengan santai, ia rasa hari ini biasa-biasa saja, ia merasa syukur karena biasanya hari-harinya penuh dengan kejutan, kakaknya masih ada di rumah ibunya ini sudah kedua harinya itu artinya mungkin sore atau malam ini kakaknya akan di jemput oleh ayahnya.
Aarun membuka pintu lalu membuka sepatunya kemudian menyimpannya di tempat sepatu, matanya memperhatikan kakaknya yang sedang berbicara di kamar ibunya, sepertinya pembicaraan yang begitu serius.
Aarun bosan bertengkar, ia merenggangkan tubuhnya lalu melangkahkan kakinya menuju dapur, ia mengambil gelas lalu menuangkan air, ia menghela napas setelah suara ibunya mulai membesar, kenapa selalunya saja ada pertengkaran seperti ini.
Aarun minum air itu secara perlahan, rasanya tenggorokannya agak kering dan telingannya jadi panas karena ibunya yang mulai berteriak lagi.