"Aarun?"
Aarun yang masih di sibukkan dengan mengelus kucing putih tersebut seakan begitu kaget saat namanya di sebut, apakah ia baru saja ketahuan?.
Tidak, ia tidak pernah berniat sembunyi, tapi suasana menunjukkan seakan ia habis menguntit mereka bertiga. "Kau sedari tadi di sini?" tanya Eugene.
Laki-laki itu berdiri dengan cepat, kata-kata yang tadi ia siapkan seketika lenyap, ia seakan kehabisan kata-kata. Aarun menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.
"Anu, aku tadi tidak sengaja lewat di sini jadi ku pikir mungkin tidak apa-apa jika mampir," dustanya.
"Tentu, kau sendirian?, tumben tidak ada Ardo?" mata coklat Eugene berbolak-balik demi mencari sosok Ardo tapi pria itu memang tidak ada di sana.
"Dia pulang bersama ibunya," jujur Aarun.
Raut kecewa terlihat jelas di wajah Eugene, Berbeda dengan Hannah yang terlihat menunduk di belakang Eugene dengan tamborin baru yang Aarun percayai adalah tamborin baru yang baru mereka beli tadi.