Setelah derap kaki-kaki kuda itu terdengar menjauh, Rachel pun mengintip. Napasnya lega karena hati kecilnya berbisik tenang bahwa mereka hanyalah orang-orang yang kebetulan lewat saja. Ia keluar dari persembunyiannya dan memutuskan untuk kembali meneruskan perjalanan.
Tak lama kemudian Ia kembali bersembunyi karena mendengar sayup-sayup suara orang dari kejauhan. Ketika sudah berada lebih dekat, salah satu dari mereka mengacungkan jari sembari berujar.
"Mungkin lebih menyenangkan jika kita naik kereta saja," ujarnya sembari mengacungkan jari berkali-kali ke tepi jalan.
Rachel terkesima karena seketika ada kereta kuda yang siap membawa penumpang. Semudah itukah mereka melakukannya? Rachel merana, seandainya kekuatan sihirnya masih ada, Ia pasti akan melakukan hal yang sama seperti mereka. Namun kini Ia hanya bisa memandangi mereka yang semakin menjauh.
"Datanglah, kereta kuda!" Rachel menirukan apa yang orang itu ucapkan berkali-kali.