LISA yang sebenarnya sudah mendengarkan voice note dari Annisa, malah dia yang merasa sedih juga. Dia tahu suara serak yang disebabkan oleh menangisnya Annisa.
"Cih, apakah kamu menangisiku?" katanya kepada Ponsel yang masih menyala itu.
Lisa tidak begitu jelas tentang dia apakah benar-benar paham dengan keadaan Annisa yang sekarang atau tidak. Yang pasti, Lisa tahu bahwa Annisa menangis karena kejadian malam kemarin yang pasti membuat Annisa syok berat. Lisa tak berpikir jauh tentang obatnya. Sama sekali tidak.
Lisa kembali tidur, begitu dia mendapatkan pesan tersebut. Dia tidak mau membalas pesan kakaknya. Lisa merasa aneh karena Anisa bersikap seperti tidak biasanya. Dia merasa Annisa aneh dan menjadi lebih peduli.
Annisa memang merasa gengsi pada Lisa. Anak pertama itu bahkan tak bisa seromantis keluarga lain. Atau kakak di luar sana. Tapi Annisa memiliki sebab kenapa dia sangat tinggi rasa gengsinya.