SEMENTARA itu, pertarungan akan dimulai karena kini Rey sudah tiba di depan rumah Hod. Rumah Hod sungguh besar dan menjulang tinggi sampai ke langit. Rumah yang berbalut warna hitam dan putih. Nuansa kesukaan dirinya sejak dulu.
Sejak pertama kali membuka gerbang depan rumahnya, Ry tak bisa langsung melangkah sepuluh kali lalu dapat menggenggam pintunya. Tapi Rey harus berjalan diatas rumput yang dihiasi lampu di pinggirnya.
"Rumah yang besar ini mungkin saja ditinggali anak dan istrinya. Bagaimana, ya, perasaan wanita dan anaknya saat melihatku?!" batin Rey kesal. "Tapi aku lebih peduli pada anak dan istriku. Sekali saja dia menyentuh rambut anak dan istriku, maka dia akan mati dengan tanganku sendiri," sambungnya.
"Silakan masuk, Tuan. Saya akan membimbing Anda untuk masuk ke dalam," kata Pelayan paling tua. Pelayan yang setia kepada Hod. Dan jika dilihat-lihat, Rey merasa tak asing saat melihat Pelayan tersebut.