HANYA membutuhkan waktu lima menit untuk Rey berbincang dengan wanita yang tak diketahui Bella. Bella sebenarnya memperlihatkan tampang tak peduli dan tidak menanyakan apa-aoa kepada Rey. Namun, hati kecilnya tidak bisa bohong. Bella ingin tahu wanita itu siapa.
Rey mengajak Bella dan Simon untuk masuk ke kediaman Rey. Terlihat di sana banyak manusia yang lalu lalang untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Terutama, keluarga Rey sendiri.
Bella yang melihat wajah Ibu Rey, cukup menenangkannya. Karena dia dikenal baik kepada Bella yang bukan dari keluarga kalangan atas.
Bella bersama Simon, menghampiri Ibu Rey-Luna.
"Bagaimana kabarmu, Bu?" tanya Bella. Sambil mengusap punggung tangan Luna, yang akan menjadi Ibu mertuanya itu.
"Aku sangat baik. Tapi aku khawatir dengan keadaanmu, kamu tampak pucat saat berkunjung kemari. Apakah kamu sakit?" kata Luna.
Luna tak berhenti menatap menantunya itu sejak dari pintu luar. Karena Bella terlihat tidak sehat. Luna juga memiliki cinta seorang Ibu kepada menantunya.
"Tidak apa-apa, Bu. Aku hanya sedikit lelah," jawabnya bohong.
Bella tidak sedikit lelah. Dia benar-benar lelah dengan drama ini. Dengan semuanya juga. Melihat Luna yang sangat baik padanya, membuat Bella ingin mengatakan yang sebenarnya. Tapi, Nenek Rey ada di sini yang tak kalah memberikan tatapan sayang kepadanya.
"Benarkah? Kalau begitu, Ibu tidak apa-apa jika diundur acaranya," usulnya.
"Tidak! Jangan di undur. Kita harus menikah besok," sanggah Rey sambil membuka Jas nya.
"Jangan seperti itu. Kamu harusnya paham dengan keadaan Bella sekarang," kata Luna.
Sebenarnya Luna sudah tahu kenapa anaknya itu tidak ingin memundurkan pernikahannya. Karena pasti dia sudah lama menjadwalkannya. Dan kalau diundur, jadwalnya akan berantakan lagi.
"Benar, Bu. Aku akan sangat senang jika dilakukan besok acaranya."
Bella mengucapkan sesuatu yang salah dan bodoh. Mana ada dia senang menikah secepat ini. Tanpa rasa cinta. Tanpa mengenal seseorang lebih dalam. Ini seperti ketiban kesialan.
"Baiklah. Ngomong-ngomong, siapa ini?" tanya Luna kepada Simon.
Simon pun memperkenalkan diri kepada seluruh keluarga Rey. Simon tampak gugup melebihi Bella, saat melihat keluarga Rey terlihat orang berada semua. Tatapan mereka juga terlihat sangat dingin sehingga membuat Simon takut.
"Ah, kamu mahasiswa kedokteran, ya. Jika kamu menginginkan biaya lainnya untukmu belajar, kamu bisa bicarakan itu padaku. Dan aku akan sangat senang membantu adik menantuku," saran Luna.
"Benar. Jika kamu kesulitan belajar, kamu bisa tanyakan sesuatu pada anakku yang sedang belajar kedokteran juga."
"Anakku sudah jadi Dokter sekarang. Belajarlah yang benar agar kamu bisa memiliki koneksi untuk masuk di Rumah Sakit yang sama."
Sungguh Simon saat ini sangat senang dan terharu. Pasalnya, selama ini tidak ada yang ingin membantunya mengenai pendidikannya selain Bella.
Simon merasa dirinya memiliki keluarga besar yang akan menyayanginya. Simon berharap, Ayah dan Ibu bangga padanya. Karena akhir-akhir ini, Simon mengalami ketidakpercayaan diri mengenai pendidikannya karena biaya.
"Te-terima kasih, semuanya. Saya ... Sangat menghormati bantuan kalian," kata Simon sambil menahan tangisnya.
"Kamu ingin menangis? Wah, lucu sekali. Aku merasa memiliki anak lelaki yang cengeng. Karena anakku, dia tidak pandai memberikan ekspresinya. Jadi iri deh," kata Luna.
Semua orang yang mendengarnya tertawa. Bahkan keluarga Rey tidak ada yang mirip dengan Rey. Mereka tidak dingin. Mereka hangat dan ceria. Banyak dari mereka yang pandai melawak juga. Padahal, pekerjaan mereka merupakan pekerjaan yang dikenal orangnya sangat serius. Tapi mereka hebat, bisa menggunakan waktunya serius dan bercanda di waktu yang tepat.
Tidak seperti Rey itu. Dia sangat sibuk dengan beberapa dokumennya dan beberapa kali menghampiri stafnya. Bella yang tak enak hanya tertawa saja, dia pun berinisiatif membantu Rey.
"Bu, aku tinggal dulu tidak apa-apa, 'kan? Aku harus membantu pria dingin itu," katanya.
Semua orang tertawa saat Bella mengatakan pria dingin. Mereka juga tampak senang bergosip tentang Rey yang sangat dingin sejak kecil. Sehingga gosip itu terdengar Rey dan membuat semua keluarganya diam serentak.
"Simon, tunggu saja di sini."
"Ah, tidak perlu. Aku harus pergi bekerja. Jadi, aku harus pergi sekarang," bisiknya.
Setelah Simon berbisik, dia pun pamit untuk pergi dari rumah Rey itu. Dan lucunya, Simon membawa bawaan tangan yang sangat banyak. Karena dipaksa oleh Luna dan keluarganya, sebagai rasa terima kasih sudah datang dan memperkenalkan diri.
Yang diberikan keluarga Rey kepada Simon merupakan makan, seperti cokelat dari beberapa negara dan makanan oleh-oleh dari luar negeri lainnya.
Sedangkan Bella, dia pun menghampiri Rey. Saat Belal ingin mengatakan sesuatu pada Rey, pria itu menahannya untuk Bella tidak berbicara. Dan Rey pun mengangkat panggilan, lalu berjalan menuju kolam renang.
Bella tak mengikutinya. Dia melanjutkan persiapannya bersama staf.
"Aku mohon kamu sabar! Aku tidak mau kehilangan Nenekku," lirik Rey di samping kolam renang, berbicara melalui ponselnya.
"Tapi aku tidak terima jika kamu menikah dengan wanita lain apalagi dia orang kalangan bawah. Apakah kamu tidak takut?! Cepat katakan untuk mengakhiri pernikahannya, Rey. Jika tidak, kamu tahu' kan?" ancam seorang wanita itu.
"Kenapa kamu masih menghubunginya?!" sentak Nenek Rey.
Pembicaran Rey dengan wanita itu ternyata diam-diam didengar neneknya. Sontak, seluruh keluarga terkejut dengan teriakannya yang melengking.
Semua orang yang merupakan keluarganya kecuali Bella, langsung menghampiri suara itu berada.
"Nek, itu tidak seperti–"
Plak!
Sebelum Rey melanjutkan bicaranya, Luna sudah lebih dulu menampar wajah Rey yang membuat semuanya berteriak.
Beberapa tidak tega melihat Rey, namun mereka sudah tahu bahwa Rey sudah melakukan kesalahan. Karena Nenek Rey dan Luna, bukan orang yang gampang marah jika Rey melakukan kesalahan biasa.
"Luna, aku mohon untuk tenang dulu."
Begitulah para kakak Luna menenangkannya. Namun nenek Rey langsung tak sadarkan diri tak lama dari ini.
"Nenek!" teriak Rey.
Beberapa orang langsung menggendong nenek Rey. Dan sisanya menghubungi Dokter untuk datang ke rumahnya.
Bella baru bergegas menghampiri nenek Rey sekarang. Jika dia tidak mendengar keributan tadi, itu bohong. Bella jelas-jelas mendengar keributan bahkan percakapan Rey dengan wanita itu.
Dengan sigap Bella menghampiri nenek Rey. "Nek, tunggu Dokter datang dan kamu akan baik-baik saja."
Semua orang khawatir dan tak ada satupun yang mengusap punggung Rey yang sedang menangis itu. Mereka tahu ini kesalahan Rey.
Namun Bella baru kali ini melihat Rey tidak menangis tidak berdaya. Sontak, tangan Bella langsung mengusap punggung Rey dengan pelan.
Dan seluruh orang yang melihatnya, terutama Luna, merasa kesal Bella sudah membuatnya tenang padahal Bella adalah korban di sini.
"Ikut aku, Rey!" perintah Luna tegas..
Rey pun mengikuti Luna untuk berbicara.
Luna menarik dan mengeluarkan nafasnya kasar. Dia tidak menyangka bahwa anaknya akan membuat kesalahan yang sama. Luna kesal karena dulu pun, Nenek hampir mati karena wanita itu.
"Rey, apakah kamu lebih menyayangi wanita itu dari pada nenekmu?! Dia hampir membunuhnya lima tahun yang lalu, Rey!" teriak Luna.
"Dia tidak akan membunuhnya, Bu. Dia bukan orang seperti itu!" balasnya dengan teriakan juga.
Paman Rey-Neo mendengar Rey membalas teriakan Luna. Sontak dia langsung menarik ikat pinggangnya dan berniat memukul punggung Rey.
"Hentikan! Aku mohon."
Namun Bella dengan cepat menyela aksi Neo itu. Bella terlihat bodoh saat ini. Padahal Rey telah melakukan kesalahan padanya.