Chereads / Beautiful Mate / Chapter 63 - Pertarungan

Chapter 63 - Pertarungan

Sepasang naga biru dan hijau terbang melintasi langit Anima dengan kecepatan super yang luar biasa untuk melesat menembus awan agar dapat mencapai kediaman Alastor.

Warick yang gagah dan tangguh membawa Dom, Lucius, Dorothy, dan Jill. Sementara Crysta yang anggun dan gesit membawa Avery, Serenity, Jack, dan Leah.

Kekuatan dan kecepatan super yang dilakukan Warick dan Crysta tak lepas dari pengaruh sihir Seren. Ia merentangkan kedua telapak tangannya yang mengarah pada Warick dan Crysta yang terbang berjajar untuk menyalurkan energinya agar mereka dapat melesat dengan kecepatan yang berlipat-lipat ganda.

Tepat ketika pertengahan hari datang, mereka telah mendekati pemukiman sorcerer dan melayang dengan kedua naga mereka di atas pemukiman para penduduk hingga akhirnya mendarat di kediaman Alastor.

"Rupanya kedatangan kita telah dinanti-nantikan," gumam Serenity.

Ia dan Avery melayang ringan dan melompat menuruni Crysta diikuti oleh rombongan lainnya. Di kediaman Alastor telah berdiri ratusan pengawal, para tetua, Maltus, dan Maveric yang tampak menganga karena kegaduhan yang timbul beberapa saat sebelumnya akibat kedatangan rombongan pemberontak dan naga-naga mereka.

"S ... Serenity!" Maltus tercekat dan membelalakkan kedua bola matanya ketika ia melihat sosok Serenity hadir dan mendekat ke arahnya.

"Halo Maltus, terkejut melihat kami masih hidup?" ucap Serenity sambil berjalan ke arah gerombolan Maltus dan pengawalnya yang tengah bersiap dengan posisi menyerang.

"Bebaskan orangtuaku dan sahabatku sekarang juga!" tegasnya sambil kemudian mulai mengayunkan serangan-serangan ke arah Maltus dan rombongannya.

"Hentikan! Kalian tahu jika ini dapat diartikan sebagai pemberontakan?! Menyerang para dewan pengawas penyihir dan juga pasukan ksatria pengaman yang ...."

"Diam!" balas Serenity.

"GROOOAARR!!"

Seolah ikut bersiaga, para werewolf kemudian berubah bentuk dan bersiap dengan posisi menyerang. Mereka menggeram dan siap bertempur untuk melawan pasukan sorcerer.

"Kubilang bebaskan kedua orangtuaku! Kita akan melakukan penyelidikan ulang! Jika kalian ingin kebenaran sejati terungkap maka lakukan sekarang juga!" perintah Serenity lagi.

"Tidak! Mereka jelas telah melakukan pemberontakan! Bagaimana bisa mereka bersatu dengan kaum beast untuk menyerang dewan tertinggi sorcerer yang paling kuat?! Kau tidak menghormati para tetua kita! Kau dan seluruh rombongan beast rendahan itu pantas dihukum!!" gertak Maltus.

"Paling kuat ha? Jika itu yang kau inginkan, maka mari kita lihat seberapa kuatnya kami hingga kalian bertekuk lutut dan mau mendengarkan kami!? Heaahh!!" Serenity mengayunkan serangan-serangan susulan yang membabi-buta setelahnya.

"Blaaar!!!"

"Blaaar!!!"

"Blaarrr!!"

Serangan demi serangan saling dilemparkan oleh kedua kubu pasukan. Semua saling menyerang dan melempar musuh mereka. Para wolf menyerang pasukan bersenjata dengan kekuatan, kegesitan, dan kelincahan mereka.

Sementara Serenity melawan para sorcerer tertua, Avery turut membantu para wolf dengan menyingkirkan pasukan-pasukan pengawal yang ikut menyerang.

Para serigala melolong, mengoyak, menerkam dan terus maju tak peduli betapa kuatnya para sorcerer yang melempar serangan pada mereka. Mereka yang terlempar, terpelanting, dengan sigap kembali lagi dalam posisinya untuk menyerang dan menerkam.

"Apakah kalian akan terus begini?!" teriak Serenity. Rambutnya yang berkibar karena kekuatannya yang sedang tercurah untuk menahan kekuatan gabungan para tetua, menegaskan seberapa besar emosi dan perlawanan dalam dirinya.

Selagi Serenity sibuk menangkis dan menahan serangan-serangan para tetua, Maltus diam-diam merapalkan mantra dan memutar telapak tangannya hingga perlahan-lahan kepulan asap hitam mulai berputar-putar kecil layaknya pusaran angin yang pekat yang semakin lama semakin membesar hingga ....

Pada satu titik ia mengarahkan serangan mematikannya itu ke arah Serenity dan serigala besar yang tepat berada di belakangnya dengan tatapan tajam. Hanya perlu waktu sedetik untuk Avery menyadari bahwa serangan Maltus ditujukan untuk ibunya dan Dom yang tepat berada di belakangnya dan sejajar dengannya!

"AWAAAASSSS!!!"

"BLAARR!!"

Avery berteriak dan melompat ke arah serangan itu yang siap menerjang apapun yang ditujunya di hadapannya dengan tubuhnya sendiri. Dan saat ia akan memunculkan perisai pelindung, saat itu juga serangan Maltus tepat menghantam tubuh mungilnya hingga ia memental dan terpelanting tinggi akibat tekanan serangan mematikan itu!

"Tidaaakkk!!!!!" seru Serenity.

Fokusnya teralihkan sesaat hingga para tetua dapat menguncinya dengan belenggu mantra tak kasat mata yang seketika membuatnya mematung dan merasakan tekanan kesakitan yang luar biasa bagai aliran listrik yang menjalar di seluruh tubuhnya.

Serenty ambruk dan mengerang kesakitan dengan Jack yang berwujud serigala di sampingnya berusaha membebaskannya dari sinar belenggu penghantar listrik itu. Jack sendiri melengking ketika ia mendapatkan serangan yang sama seperti yang diarahkan pada Serenity.

"Groaaarr!!!!" Dom menggeram dan meraung dengan tubuh Avery yang berada dalam pelukannya. Sedetik sebelum Avery menyentuh permukaan tanah, Dom kemudian merubah dirinya kembali menjadi manusia dan menopang tubuh terkulai Avery yang terlihat lemah.

"Sayang!" ucapnya panik.

"Kau menggunakan sihir hitam!" geram Serenity yang merasa meledak oleh luapan emosinya karena hanya dapat melihat putrinya terluka dari kejauhan.

"Uuurgh, heaaaakkkkkhhh!!!" Serenity berteriak dengan kencang ketika berusaha melapaskan diri dari kungkungan para tertua di berbagai arah. Ia memusatkan kekuatannya hingga ....

"BLLLAAARRRRRR!!!!"

Sinar kuat memendar dan melebar seiring dengan ledakan dahsyat yang membuat siapa pun terpelanting karena kekuatannya itu kecuali Avery dan Dom yang masih merengkuh dan meringkuk melindungi Avery.

Serenity kemudian membuka perlahan kedua matanya yang sebelumnya terpejam karena fokusnya dan kembali berdiri dengan tenang. Ia menatap para gerombolan pihak lawan yang telah terjerembab, tersungkur dengan diikuti oleh muntah darah di masing-masing mulut mereka karena serangannya.

Hanya dengan tatapan saja, mereka seketika mengerti seberapa dahsyatnya kekuatan Serenity. Serenity yang murka, segera mengayunkan pergelangan tangannya dan mengikat Maltus dengan belenggu membara.

"Pengguna sihir hitam, kau bersalah!" ucapnya tenang. Sedangkan Maltus berteriak kesakitan dan menggeliat dengan belenggu menyakitkan yang sedang menjalari sekujur tubuhnya.

"Itulah hukumanmu karena telah berani melukai putriku!" tegasnya. "Jika hari ini kesakitan ini tak membunuhmu, maka kupastikan kau akan mendapatkannya lagi nanti!"

"Aaaarghh!!!" teriak Maltus penuh penderitaan.

Para tetua yang hanya menganga tak berani bergerak maupun mengirim serangan lainnya lagi. Mereka tahu, mereka telah kalah telak. Kekutan mereka tak sebanding dengan milik Serenity. Pertarungan pun berakhir.

Serenity yang kemudian menampakkan wajah khawatirnya, berjalan menuju gerombolan Dom yang sedang merengkuh putrinya. Ia langsung berlutut diikuti oleh Jack dan menghambur ke arah Avery.

"Sayang ... putriku, apakah kau baik-baik saja?" ucapnya dengan bergetar dan pilu. Ia menatap cemas pada Avery.

"Mom ... Dad," lirih Avery lemah.

"Ulurkan tanganmu, Sayang!" ucap Serenity. Ia meraih tangan Avery begitu putrinya menjulurkan kedua tangannya.

"Sekarang, fokus dan keluarkan semua kekuatan yang kau miliki di dalam tubuhmu, Nak," bimbing Serenity. "Lepaskan semuanya yang ada hingga serangan tersebut turut terlepas darimu. Hanya inilah satu-satunya cara untuk menyelamatkanmu. Sekarang, lakukanlah!!"

Avery mengernyit dan merintih ketika kedua tangan Serenity menggenggamnya dan sinar-sinar mulai berpendar dalam tautan tangan mereka. Seluruh tubuh Avery seketika ikut bersinar dan seiring itu tato pola keperakan ikut bersinar dan memendar setelah beberapa saat kekuatannya ia fokuskan pada kedua tangannya yang menggenggam erat tangan Serenity.

"Sayang!!" teriak Dom panik ketika kemudian cahaya-cahaya yang sebelumnya menyelububgi Avery tiba-tiba meredup dan Avery terkulai seperti tak sadarkan diri.

"Sayang, bangunlah! Kumohon!" teriak Dom yang begitu panik. Tanpa sadar ia sedikit mengguncang tubuh istrinya.

Serenity segera menahan lengan Dom dan menatapnya dengan wajah serius. "Ia akan baik-baik saja, Dom. Sihir hitam telah terlepas dari dalam tubuhnya, begitu juga semua kekuatannya," terangnya.

"A ... apakah Avery akan baik-baik saja? Apakah artinya ia tidak akan meninggal dan ... dan ...." Ucapan Dom terhenti karena ia begitu tercekat dan tak sanggup melanjutkan bayangan buruk tentang istrinya.

Serenity mengangguk. "Ya, ia baik-baik saja. Tetapi ada satu hal yang harus kau ketahui, begitu ia siuman ia akan kembali menjadi MANUSIA BIASA."

"A ... apa?!" lirih Dom.

____****____