"BLAAASSTT!!!"
Sinar terang kemudian menghilang setelah beberapa saat menyelimuti Avery dan Crysta. Lalu, Crysta dan Avery sama-sama membuka kedua matanya dan saling menatap.
"Halo, My Lady ...," sapa Crystalline.
Seluruh rombongan tercengang dan terkesiap ketika mendengar Crysta kemudian dapat berbicara layaknya mereka.
"A ... apa kau sekarang sedang berbicara?" gumam Dom.
"Benar, Tuan, aku sedang berbicara. Semua karena kekuatan putri dan ikatan kita," jawabnya.
"Putri? Wow! Lalu ... apakah kau dapat melihat sekarang?" tanya Dom lagi takjub karena Crysta seolah dapat mengikuti gerakan wajahnya dan keberadaannya.
"Benar, Tuan. Aku adalah milik putri dan aku akan melayaninya," ucap Crysta sambil menunduk.
"Luar biasa, Crysta," ucap Avery kagum. "Panggil saja aku Avery. Aku tak menyangka interaksi kita akan seperti ini. Jika aku memang dapat membantumu, aku akan membebaskanmu dari ini ...."
"Kraakk!!! Blaaarrr!!!"
Avery mengarahkan telapak tangannya pada leher Crysta hingga suatu sinar berpendar dan kemudian hancur berkeping-keping bagaikan bongkahan-bongkahan kecil kristal yang remuk.
"Apa itu?" tanya Dom. Ia sedikit terkejut karena sebelumnya ia tak dapat melihat sesuatu yang menempel pada tubuh Crysta hingga Avery berhasil menghancurkan apapun itu.
"Itu adalah belenggu," jawab Avery. "Aku dapat melihatnya ketika menyentuh Crysta tadi. Dan itulah penyebab rasa sakitnya hingga ia meminta tolong dan meraung," lanjutnya.
"Malangnya kau? Siapa yang melakukan ini padamu?" tanya Dom.
"Penyihir tertua terdahulu. Ia mengurungku agar dapat menyimpan benda berhargaku yaitu mutiara abadi. Ia membuatku tak dapat melihat dan terbelenggu di dalam gunung ini agar tak ada yang dapat menangkapku dan memanfaatkan benda berhargaku, termasuk dirinya sendiri. Ia melindungi gunung ini agar siapapun tak dapat mencapai tempat ini."
"Penyihir tertua yang kau maksud apakah mungkin ia yang disebutkan dalam kisah kerajaan kuno yang pernah ada di Anima dahulu?" tanya Lucius kemudian. "Apakah ia adalah utusan Endymion, seorang raja dari kaum manusia?" lanjutnya.
"Benar, ia adalah raja yang pada akhirnya hidup abadi namun harus tertidur selamanya dan terpisah dari Selena," jawab Crystalline.
"Itu adalah cerita kuno yang sudah lama sekali. peradaban kerajaan Anima yang bahkan hanya sedikit buku yang mengulas tentang hal itu karena tak banyaknya informasi yang didapat," ucap Lucius lagi. "Bahkan sang raja yang dikatakan adalah manusia entah dimana keberadaannya. Konon ia hanya meninggalkan keturunannya yang berjumlah banyak itu," lanjutnya.
"Ya, itu benar. Selena adalah Dewi yang memiliki kekuatan penuh dan menurunkan secara langsung pada keturunannya, walaupun ia memiliki darah manusia. Namun demikian, ia salah satu yang terlahir dari Selena adalah penyihir sejati karena kekuatannya sepenuhnya mengalir dalam tubuhnya. Sementara keturunan lain yang tak menerima kekuatannya, konon adalah hanya manusia biasa," jelas Crysta.
"Memang legenda yang yang luar biasa. Tetapi itu sudah lama sekali. Bahkan riwayat dan sejarah kuno tak sepenuhnya menjelaskan tentang hal itu." Lucius menatap Crysta seolah berpikir keras.
Leah yang berada didekatnya turut mengangguk dan menyimak penjelasan Crysta. "Benar, Paman, Anima terdahulu adalah kerajaan yang begitu bersinar dan kokoh. Bukankah itu yang tertuliskan dalam semua buku sejarah? Dan karena lenyapnya raja terdahulu akibat kisah tragis cintanya dengan Selena, saat itu pula Anima mengalami masa kelamnya. Tak ada lagi kerajaan, tak ada lagi penguasaan tunggal. Anima tercerai-berai dan membentuk komunitas masing-masing sendiri dari para kaum dan makhluk yang hidup di sini. Walau begitu, mereka tetap berdampingan dan saling hidup bersama dibawah naungan Moon Goddess. Yah, walau banyak konflik yang menyertainya karena persaingan antar kaum dan semacamnya." Leah turut menambahkan hal yang ia ketahui.
"Benar, jika memang terdahulu ada kerajaan di Anima, aku yakin itu sudah tak bersisa lagi, terutama saat ini," ungkap Jason.
"Tak bersisa bukan berarti tak ada," balas Crysta. "Nyatanya hanya keturunan murni Selena dan Endymion yang dapat membuka dan melepaskan belenggu ribuan tahun ini padaku. Itulah yang penyihir kerjaan sebutkan padaku," ucapnya. "Dan itu ... kini telah terbukti dengan perbuatanmu, Putri," ucap Crysta lagi pada Avery.
Avery menggeleng dan tersenyum. "Kurasa kau mungkin salah, Crysta. Aku hanyalah wanita biasa. Jika aku memiliki kekuatan, itu karena murni dari ibuku kurasa."
"Ibumu adalah sorcerer yang kau tanyakan padaku tadi? Apakah ia yang tertidur bersama pasangannya di dalam sini?" tanya Crysta.
Avery membelalak dan tertegun sejenak. "Benar!" serunya penuh semangat. "Dimanakah dirinya? Benar, ia adalah ayah dan ibuku yang kulihat dalam penglihatanku! Benarkah mereka berada di sini?!" tanya Avery.
"Aku mengerti. Beberapa puluh tahun yang lalu sepasang pria dan wanita datang dalam keadaan darurat. Ia mengatakan akan sementara berlindung di Gunung Kristal hingga suatu saat keturunannya datang menjemputnya. Saat itu ia telah kehabisan tenaga dan sihir karena telah melepaskan semua kekuatannya untuk keturunannya. Lalu, dengan bantuanku aku menyembunyikan mereka dengan memasang pelindung kristal yang tak dapat terjangkau oleh sihir manapun. Ya, kurasa mereka adalah yang kau maksud. Apakah orangtuamu adalah Serenity dan Jack?" tanya Crysta lagi menyebutkan nama penghuni lain yang berada di Gunung Kristal selain dirinya.
"OH!!" Avery menutup mulutnya untuk menahan keterkejutannya. Air matanya seketika merebak ketika Crysta menyebutkan nama kedua orangtuanya.
Avery yang tercekat mengangguk penuh rasa haru dan syukur. "Benar Crysta! Itulah mereka! Itu adalah mereka! Mereka adalah kedua orangtuaku. Bisakah kau mengantarkan kami ke sana?" ucapnya sambil menahan isak tangisnya lagi yang mulai bergetar dan meledak.
Crysta sejenak mengangguk dan menunduk penuh hormat sebelum kembali berkata, "Tentu saja, Putri ... aku akan dengan senang hati mengantarkanmu," jawab Crystalline.
____****____