Tujuan utama Rafael pagi ini bukanlah gedung perusahaan rintisannya Raftech. Melainkan gedung utama dari perusahaan keluarga yang sudah cukup lama tak dia kunjungi, Abra Group. Ia berniat untuk mengatur beberapa urusan di tempat ini.
Sudah bisa dipastikan kalau kedatangannya itu disambut dengan cukup heboh oleh orang-orang. Karena walaupun tak pernah terlihat pekerjaan langsung di tempat itu, nyatanya namanya telah kondang sebagai calon pewaris selanjutnya. Apalagi sejak kemarin saat pimpinan mereka mendadak meninggal dunia.
Ruangan presiden direktur atau mendiang sang ayah adalah tujuan utamanya. Sebelumnya Rafael telah berpesan pada beberapa orang yang hendak ditemuinya untuk datang ke sana.
"I-Ini apa-apaan!"
Rafael sedikit kaget ketika seseorang membuka pintu tanpa aba-aba. Menunjukkan Viktor yang berseru marah padanya.