Rafael masih saja sibuk berkutat dengan pekerjaannya, ketika dia menyadari Luna mengintip-intip ke arahnya dari pintu ruangannya. Rafael mencoba mengabaikannya dalam beberapa saat karena tengah menghapal data yang penting soal Abra Group di kepalanya. Namun kemudian ulah Luna tak bisa diabaikan lama-lama.
"Ada apa? Kenapa kamu bersikap begitu?" tanya pria itu sambil hanya melirik sekilas saja, sebelum kembali sibuk dengan pekerjaannya.
Luna tampak ragu-ragu. Namun akhirnya dia berjalan keluar dari ambang pintu, lantas bergerak menuju meja yang dihuni oleh sang Presiden Direktur.
"Hm... Tuan Muda, apa Anda tak sadar kalau sekarang sudah hampir jam makan siang? Kenapa Anda masih saja fokus bekerja?"
"Oh ya?" Rafael menghentikan pekerjaannya, lalu melirik jam di pergelangan tangannya. Yang tak lama kemudian disambut dengan helaan napas pelan. "Oh ya, aku baru menyadarinya. Kenapa? Kamu sudah lapar ya? Kamu mau kita makan apa? Outdoor atau delivery saja?"
"H-Huh?"