Mengikuti salah satu petugas muda itu, Rafael sampai di depan sebuah pintu ruangan. Tertulis di sana kalau memang ruangan itu dimiliki oleh polisi dengan pangkat tertinggi di kantor polisi pusat kota itu. Di mana namanya adalah hal yang langsung menarik perhatian Rafael.
'Irwan Wiguna? Sepertinya aku pernah mendengar nama ini?' Pria itu mengernyitkan dahi. Berusaha untuk mengingat-ingat sesuatu. 'Oh ya, bukankah itu adalah salah satu nama dari daftar yang diberikan oleh Dave kepadaku tempo hari? Salah satu pihak yang sering dihubungi Papa sebelum hari beliau meninggal?'
Polisi yang mengantarnya tampak mengetuk pintu selama dua kali. Dalam beberapa saat dia sempat masuk ke dalam, sebelum akhirnya keluar lagi. Menemui Rafael yang menunggu di depan pintu dengan sabar.
"Anda dipersilakan untuk masuk, Pak," ucapnya tak lama.
"Ya." Rafael menganggukkan kepalanya. Merasa tak perlu untuk diminta dua kali. "Terima kasih."
"Sama-sama, Pak."