"Tunggu!! Nona Hera. Kita sudah bekerja sama dengan bank Samudera sangat lama. Tak bisakah Anda mempertimbangkan semua hubungan baik kita selama ini?" Reyhan berjalan mendekati Hera, hendak memohon pengertiannya.
"Singkirkan tanganmu dari, Hera." Zac menahan pergelangan tangan Reyhan agar tidak menyentuh tangan calon istrinya sembarangan.
"Jangan banyak bicara dan buktikan saja!" Hera menderukan amarahnya.
"Ayo, Hera. Tak perlu meladeninya." Zac menarik Hera pergi dari perjamuan pernikahan Reyhan.
Reyhan terlihat geram namun tak bisa berbuat apa pun. Ia hanya mampu menatap nanar Fiona. Sungguh ambisi gadis itu membuatnya jijik dan muak. Reyhan melihat ke arah Bisma yang tampak kecewa, juga adiknya yang walaupun berwajah datar namun tersenyum dalam hatinya penuh kemenangan. Malam yang seharusnya bahagia itu telah menjadi kelam seakan hari itu adalah hari penguburannya. Memang dia menggali kuburannya sendiri bukan?!