Tak menutup kemungkinan bahwa Sofia telah dikhianati oleh Amara. Adik tiri perempuannya, yang tiba-tiba saja akan menggelar pernikahan dengan Keenan. Lelaki yang sebelumnya akan menikah dengan Sofia.
Hari ini, adalah hari yang mungkin akan menjadi penantian dalam kehidupan setiap para wanita. Menikah adalah hal yang paling membahagiakan. Bersatu dalam ikatan cinta yang suci. Dan menjadi wanita seutuhnya milik sang Suami.
Namun hal itu tidak di rasakan oleh Sofia. Menikah tanpa cinta, dengan pria yang tidak dia cintai. Begitu pula sebaliknya pada pria yang akan menikahinya hari ini.
Akankah pernikahan Sofia dan Aaron akan berakhir bahagia?
...
Seorang wanita tengah duduk di depan cermin besar. Dengan wajah cantik yang sudah diriasi makeup oleh perias wajah terkenal. Dan rambut yang di tata rapi oleh sang penata rambut profesional.
"Nona Sofia, acaranya akan dimulai sebentar lagi. Apakah sudah siap?" Tanya Ivan yang tiba-tiba masuk ke dalam sana. Sofia melihatnya dari depan cermin.
"Baik, aku akan kesana." Jawab Sofia.
"Bersiaplah, Nona. Para tamu sudah hadir semuanya." Kali ini sang penata rambut dan makeup profesional itu ikut nimbrung juga. Sofia mengangguk pelan.
"Sudah cantik! Betapa beruntungnya dirimu, bisa menikah dengan Tuan Aaron." Sofia hanya tersenyum kecut membalasnya.
Detik kemudian, Sofia berjalan melangkah keluar dari dalam ruang itu. Gaun putih yang begitu sederhana. Namun tetap memberi kesan elegan baginya. Aura positif dari Sofia terpancar nyata.
Sofia berjalan diiringi oleh dua pelayan wanita yang mengekor di belakangnya. Memasuki gedung untuk memulai pernikahannya dengan Aaron. Sepertinya Aaron begitu sudah mengatur semuanya.
Begitu Sofia masuk ke dalam gedung. Terlihat dari kejauhan matanya. Aaron sudah berdiri di ujung sana. Menanti kedatangannya sebagai pengantin pasangan hidupnya.
Para tamu sudah begitu banyak yang hadir. Ivan benar-benar hebat, bisa mengurus semua ini dalam waktu singkat. Bahkan orang-orang kantor Mahesa Group pun ikut hadir mengikuti acara pernikahan ini.
"Hei lihat, itu pengantin wanitanya! Sangat cantik ya!"
"Sepertinya aku pernah melihat wanita itu sebelumnya. Tapi dimana ya?"
"Bukankah wajahnya mirip Sofia? Akuntan dari team satu di kantor kita. Apa ada yang sependapat juga?"
"Eh benar, dia begitu mirip Sofia. Tapi mana mungkin? Tuan Aaron kita bisa menikahinya. Dia kan hanya pegawai biasa."
"Benar, mana cocok bersanding dengan Tuan Aaron yang agung itu."
Bisik-bisik diantara para tamu yang melihat pengantin wanita. Saat berjalan melewati mereka semua.
Aaron menatap Sofia dengan tatapan terkejut. Mungkinkah Aaron merasa terkesima? Dengan pesona cantik dari wajah Sofia. Entahlah, hanya ia dan Tuhan yang mengetahuinya.
Sofia melihat sang Ayah yang juga hadir disana. Berdiri tepat disamping kanan Aaron persis. Juga di sebelah kirinya yang sudah ada Pak penghulu.
Semuanya berubah posisi menduduki kursi. Yang ada depan mereka saat ini. Tepat setelah kedatangan Sofia, pengantin wanitanya.
'Ayah, aku pikir Ayah tidak akan datang ke acara pernikahanku ini.' Gumam Sofia dalam hati meringis.
Sofia begitu sedu menatap pada Ayahnya. Rasanya ingin memeluknya seperti dulu. Saat ia masih berusia 3 tahun. Kala itu, Sofia masih memiliki keluarga yang utuh serta harmonis.
Namun, sejak kedatangan Liana. Wanita selingkuhan Lian Xiao yang juga ikut tinggal bersamanya. Semuanya mendadak berubah. Dendam yang ada di hati Sofia begitu menggebu hingga saat ini.
Untuk membalaskan dendamnya pada wanita penggoda itu, serta pada Amara. Yang sudah merebut Keenan darinya. Namun, ada satu lagi yang masih membuat Sofia menunggu itu semua. Dalam rencana pembalasan dendamnya.
Yaitu mencari tahu, siapa dalang yang membuatnya terjebak pada Aaron kala malam itu. Hingga membuat dirinya hamil. Lalu dengan terpaksa menikah dengan pria yang saat ini ada di depan matanya.
Lantunan doa begitu terdengar. Setelah selesai menjalani akad. Sofia mencium pungung tangan Aaron. Di depan semua orang serta Ayahnya, Lian Xiao.
"Ayah.." Panggil Sofia sedu. Lian Xiao hanya terdiam tanpa menjawab. Ia justru mengacuhkan pandangannya ke arah lain. Tanpa berani menatap ke wajah putri kandungnya.
"Tidak perlu berlebihan menyapa Ayahmu! Dia saja tidak memedulikan dirimu!" Tutur Aaron pada Sofia. Melihatnya yang diacuhkan oleh sang Ayah.
Beberapa saat kemudian, Keenan datang bersama dengan Amara. Yang ada di sampingnya sembari menggandeng lengannya. Sofia tak dapat berkata-kata. Ia benar-benar tidak menyangka. Keenan bisa secepat itu melupakannya.
'Keenan, mengapa harus Amara? Mengapa tidak wanita lain saja! Mengapa harus dia?!' Gumam Sofia dalam hati.
"Oh ya ampun, aku baru tahu, rupanya Kakak bisa meluluhkan hati Tuan Aaron. Sungguh beruntung ya, nasib Kakak. Semoga berbahagia, ya! Eh, jangan lupa, dua hari lagi aku dan Keenan juga akan menikah. Kalian berdua datang, ya!" Ujar Amara seakan menyindir Sofia. Bahwa dirinya telah berhasil mendapatkan Keenan.
Sofia hanya diam tak membalas. Namun, wajahnya berubah sedu. Saat Keenan menatapnya langsung. Perasaan kecewa dan patah menjadi satu.
"Selamat, atas pernikahanmu!" Ucap Keenan memberikan selamat pada Sofia. Aaron begitu tidak ingin peduli pada drama keluarga itu. Ia bahkan acuh dan menjauh pergi.
"Terima kasih." Hanya dua kata, yang keluar dari mulut Sofia. Tidak tahu harus membalas apa lagi. Selain dari kata terima kasih itu untuknya.
'Terima kasih juga, Keenan. Untuk semua waktunya. Yang pernah kita lalui bersama, saat itu.' Sofia bergumam dalam hati.
'Sial! Bisa-bisanya Tuan Aaron mau menikahi wanita sial ini! Seharusnya aku, yang saat ini bersanding dengan pria itu! Argh, dasar wanita jalang!' Amara memaki dalam hati seraya menatap Sofia dengan tatapan tajam penuh kebencian.
Sofia sendiri sudah tahu, apa isi hati Amara. Dan sudah begitu paham dengan sikap aslinya. Yang munafik dan berpura-pura baik. Karena sudah bertahun-tahun, dirinya tinggal satu atap dengannya. Adik tiri perempuan, yang dibawa langsung oleh Ayahnya sendiri.
Serta datang bersama dengan Ibunya, Liana. Wanita selingkuhan Lian Xiao, Ayah kandung Sofia.
Aaron terlihat menghampiri ke arah tamu-tamu bisnisnya. Entah apa yang mereka bicarakan. Sofia begitu merasa bosan. Ingin rasanya bisa istirahat dan tidur dengan tenang.
'Begitu anak ini lahir, dirimu akan di buang oleh pria itu, Sofia. Jadi, jangan merasa senang. Karena hari ini adalah hari pernikahanmu. Ingatlah, pernikahan ini hanya sebatas kontrak. Dan tidak lebih dari pada itu!' Sofia kembali memikirkan nasibnya. Begitu malang dirinya.
**
Malam setelah pernikahan selesai. Sofia berniat untuk kembali ke apartemennya. Dengan memakai gaun pengantin yang masih ia kenakan sekarang. Karena gedung pernikahan yang digelar tadi, berdekatan dengan apartemennya.
Namun, saat dirinya baru saja sampai di depan pintu keluar.
"Nona Sofia, masuklah!" Ujar Ivan meminta Sofia masuk ke dalam mobil. Sofia hanya mengangguk pasrah. Tidak bisa menolak permintaan dari Ivan, maupun juga Aaron. Karena dirinya telah berhutang pada orang itu. Hutang senilai 1 miliar rupiah. Yang ia gunakan untuk membeli sebuah apartemen mewah.
Tapi sayangnya, apartemen itu mungkin saja tidak lagi bisa ia tempati. Karena sekarang, Sofia telah menjadi Istri sah Tuan Aaron.
Sudah satu jam di perjalanan, rupanya belum juga sampai. Hingga menimbulkan rasa kantuk pada mata Sofia. Sampai akhirnya, ia tertidur di dalam mobil.
Beberapa menit kemudian, Ivan menghentikan mobilnya. Apakah sudah sampai?
"Nona, bangunlah! Kita sudah sampai sekarang." Ucap Ivan berusaha membangunkan Sofia.
Perlahan mata Sofia terbuka lebar. Merasa mendengar ada suara yang memanggilnya.
"Apa kita sudah sampai, Tuan?" Tanya Sofia linglung.
"Sudah, Nona bisa turun sekarang." Sofia mengangguk paham.
Betapa kagetnya dirinya, berada di depan rumah mewah. Yang saat ini tengah berdiri di hadapannya.
"Ini.. rumah siapa? Kenapa kita kesini?" Sofia kebingungan.
"Ini adalah rumah utama milik Tuan Aaron. Anda sekarang sudah menjadi Nyonya muda di keluarga ini. Masuklah, Nona! Semua keluarga sudah menunggu Anda di dalam." Jawab Ivan menjelaskan. Sofia tampak terkejut mendengarnya.
'Apa? Ja-jadi ini rumah pria sialan itu? Oh Tuhan, bagaimana aku akan hidup tenang nanti?' Gerutu Sofia dalam hati sembari melangkahkan kakinya memasuki diri ke dalam rumah mewah itu.