Chapter 33 - Apaan?

Tiba-tiba pintunya terbuka dan Putri pun keluar dari sana. Putri saking paniknya hingga tidak sasar jika didepannya ada seorang pria sedang berdiri. Ia pun menabraknya hingga mereka berdua terjatuh ke lantai. Putri tersentak saat melihat itu adalah Sultan.

"B-bapak?" tanyanya. Tapi yang lebih membuat perhatiannya teralihkan adalah kuntilanak yang ada dibelakangnya yang masih muncul dan kini sedang menggunakan uluran daster putihnya berniat menyabet ke arah Putri.

Akan tetapi Sultan langsung menangkisnya dengan satu tangan, hingga daster putih itu balik dicengkeram oleh tangannya dan tarik.

Putri tentu kaget, siapa sebenarnya Sultan. Kenapa dia begitu berani melawan hantu ini, dan dengan kata lain sebuah fakta mencengangkan terungkap. Sultan bisa melihat hantu?!

Hantu kuntilanak itu terus maju karena ditarik dasternya oleh Sultan, hingga akhirnya kuntilanak itu berada tepat dihadapannya dan dicekik lehernya sangat kencang hingga ia tidak bisa bernafas dan akhirnya pun menghilang jadi debu yang beterbangan.

Putri tidak menyangka dengan ini, bagaimana mungkin. Apakah sebenarnya Sultan orang yang jahat?

Putri semakin merasa waspada saat Sultan niat berbalik menghadapnya, berjalan mendekat ke arahnya. Putri semakin memundurkan dirinya ke belakang.

Sultan berhenti, dan ia justru tersenyum. "Kenapa kamu terkesan menghindar? Kamu pikir saya ingin mencekik kamu sekarang?" tanya Sultan. Putri terdiam.

"Jangan khawatir, tidak ada untungnya bagi saya untuk menyakiti ataupun melakukan hal jahat sama kamu." ucap Sultan coba meyakinkan.

"Terus kenapa sejak awal bapak enggak bilang kalau bapak bisa melihat hantu?!" tanya Putri heran.

"Itu karena saya masih ragu untuk mengungkap identitas saya sama kamu. Saya khawatir kamu orang jahat, apalagi semenjak saya tahu kamu sering berhubungan dengan dunia mistis seperti ini. Bahkan kamu mengatakan sendiri kalau dirimu memiliki teman hantu." ucap Sultan.

Putri terdiam. Entah kenapa ia perlahan mulai sedikit percaya dengan Sultan.

"Oh iya, saya ingin bertanya sesuatu sama kamu sejak lama. Biasanya orang yang dikejar-kejar sama hantu kan orang yang mata batinnya sudah terbuka. Apakah mungkin kamu..." ucap Sultan menggantungnya. Putri sudah tahu lanjutan perkataannya.

"Iya benar. Mata batin saya terbuka karena saya sudah terikat kontrak dengan teman hantu saya. Nara namanya. Dia adalah makhluk setengah jin dan manusia." ucap Putri yang lantas membuatnya tersentak.

"Jadi... Kamu dan dia... Heh.. Benar-benar enggak disangka." ucapnya sedikit tidak percaya, geleng-geleng kepala.

"Maksudnya kalian saling mencintai dan berniat menikah gitu?" tanya Sultan heran.

"Semacam itu." jawab Putri.

Sultan benar-benar tidak percaya. Beranggapan kalau itu adalah hal yang cukup konyol. "Kamu yakin? Mau menikah sama makhluk itu?" tanya Sultan.

"Y-ya memang kenapa? Apa ada yang salah?" Putri balik tanya, sedikit kesal dengan pertanyaannya.

"Tapi kenapa harus makhluk seperti mereka?" tanya Sultan heran.

"Emang bapak sendiri apa? Bapak sendiri emang bukan salah satu dari mereka?" tanya Putri.

"Kamu tidak perlu tahu siapa saya." ucap Sultan.

"Gak adil." ucap Putri sebal. "Kok enggak adil?" tanyanya sedikit terhibur.

"Ya bapak enggak tahu banyak tentang saya, tapi saya enggak tahu banyak tentang bapak. Enggak adil aja." ucap Putri. Sultan tertawa.

Ia benar-benar terhibur dengan wanita ini.

"Oke, saya akan memberitahu kamu tentang siapa saya sebenarnya." ucap Sultan. Putri tampak begitu penasaran.

"Sebenarnya saya... Adalah Ghost hunter." ucap Sultan. Putri langsung tertawa.

"Pfft... Apaan tuh? Kayak di filem-filem aja." ucap Putri.

"Serius, kamu enggak percaya? Mau saya buktikan lagi cara saya menumpas hantu penasaran seperti tadi?" tanya Sultan.

Putri langsung menggedik. "Enggak-enggak. Saya ngeliatnya aja ngeri pak. Iya deh saya percaya. Bapak ghost hunter atau apalah itu." ucap Putri memaksa diri untuk percaya.

"Tapi kalau bapak Ghost hunter, bapak kenapa jadi direktur di perusahaan ini? Kenapa enggak menekuni satu bidang aja?" tanya Putri heran.

"Kamu tahu kan saya adalah seorang manusia? Saya butuh makan dan minum, saya juga butuh tempat tinggal maupun membeli banyak keperluan. Setelah saya cerita seperti ini kamu pasti tahu dong kenapa saya melakukan pekerjaan rangkap ini?" tanya Sultan.

"Bapak membutuhkan uang maksudnya?" tanya Putri.

"Bukan hanya saya, tapi kamu juga. Dan seluruh manusia di dunia ini. Ya kan? Jadi yang saya lakukan ini manusiawi kan?" tanya Sultan. Putri perlahan paham maksudnya.

"Tapi memang pekerjaan saya sebagai ghost hunter ini hanyalah sebagai pekerjaan sampingan saja. Ibaratnya ini adalah pekerjaan yang merupakan turun-temurun dari nenek moyang saya dan saya wajib menjalankannya." jelas Sultan. Putri mengangguk paham.

"Dan kamu sendiri, kenapa bisa kenal sama teman manusia jin itu?" tanya Sultan.

"Awalnya saya bertemu sama dia pas lagi muncak ke gunung gede. Terus banyak hal terjadi sampai akhirnya saya diculik ke kerajaan jin. Terus disana saya ditolong sama teman jin saya itu. Namanya Nara. Entah dia itu siapa, saya juga enggak tahu. Yang saya hanya ketahui, dia cuma itu. Dia seorang manusia setengah jin dan sudah sejak lama kita saling dijodohkan." ucap Putri, Sultan tersentak.

"Dijodohkan? Bagaimana bisa, seorang manusia dijodohkan dengan makhluk seperti mereka?" tanya Sultan.

"Dia masih setengah manusia kok. Saya juga pernah mendengar kalau ada cara untuk membuatnya menjadi manusia sepenuhnya. Dan saya menunggu dengan hal itu." ucap Putri yakin.

Sultan benar-benar merasa konyol.

"Kok bisa sih kamu percaya dengan hal-hal seperti itu? Asal kamu tahu, bangsa mereka itu licik. Banyak manusia yang sudah menjadi korbannya. Saya tegaskan sekali lagi. Jangan terlalu menaruh harap kepada sebangsa mereka, karena itu akan membuat kamu merugi!" tandas Sultan. Putri terheran.

"Enggak bisa dipukul rata pak. Enggak semua jahat dan licik seperti yang bapak katakan."

"Lebih tahu mana kamu yang baru seumur jagung mengenal mereka atau saya yang sudah terlahir dalam keadaan tahu segalanya?" Sultan balik tanya.

Putri menghela nafas. "Y-ya tapi kan emang bener kok. Semua itu serba berpasangan. Ada yang jahat dan ada yang baik. Bukan hanya manusia aja, tapi jin juga." ucap Putri.

Sultan tidak habis pikir, betapa kekehnya wanita satu ini dengan pendiriannya. "Terserah deh. Kalau terjadi hal buruk sama kamu jangan minta tolong sama saya." ucap Sultan.

"Iya deh enggak bakal pokoknya. Rajin banget minta-minta tolong sama bapak." ucap Putri. Sultan menggeleng.

"Oh iya, bapak kan barusan bilang kalau bapak seorang ghost hunter. Apa jangan-jangan bapak suka memburu sebangsa jin juga?" tanya Putri penasaran.

"Iya benar. Tapi bagi sebagian mereka yang suka cari gara-gara aja. Kalau yang tidak mengganggu ya enggak." ucap Sultan.

"Tuh kan. Enggak semua jin kan mengganggu! Enggak semuanya jahat! Bapak tahu sendiri kaya gitu!" protes Putri.

"Ya tapi kan hampir semua dari mereka licik. Kalau jahat dan enggaknya tergantung masing-masing mereka." ucap Sultan.

"Apa sih pak. Saya gak ngerti. Udah deh saya pergi." ucap Putri seraya ngeloyor meninggalkannya. "Tunggu put, hey! Saya belum selesai bicara!" panggil Sultan.