Yena tidak ingin berbasa-basi mengungkapkan keinginannya dan ia terus berteriak di depan pintu, wanita itu benar-benar merasa kalau saat ini tidak ada gunanya dirinya berbasa-basi atau berkata lemah lembut. Lebih baik ia berterus terang dan mengungkapkan apa yang ada di pikirannya saat ini, tidak peduli apakah yang ada di depannya adalah Liu Huan atau bukan, yang penting ia sudah mengeluarkan semua uneg-unegnya.
Semakin lama Ellen berteriak, semakin suaranya terasa serak dan ia semakin tidak sabar dengan apa yang terjadi, wanita itu mengepalkan kedua tangannya dan ia menghantamkan tangannya meninju pintu yang ada di depannya.
"Yena, gunakan kekuatanmu untuk menghancurkan pintu ini!"
Yena yang ada di samping Ellen merasa kaget, tapi kemudian ia tidak punya pilihan lain dan menganggukan kepalanya dengan pasrah.