Disisi lain dalam mobil keduanya sedang melamun. mereka tidak menyadari bahwa adik mereka berada didekat mereka.
pikiran mereka melayang kewajah Shafana yang begitu mirip sesorang tapi mereka tidak mengingatnya.
"Hmm... Btw kamu Jo perhatikan gk wajahnya Shafana?" tanya Shafi ke Jonathan sepupunya.
"Hmm, perhatikan sih. kayak mirip seseorang tapi siapa ya?" jawab Jonathan.
"Nah itu dia gw juga bingung. itu anak mirip siapa karena gk asing wajahnya" balas Shafi.
"ya udah lah nanti juga ingat siapa. yuk pulang terus orang rumah pada tungguin buat makan siang" balas Jonathan.
20 menit kemudian mereka sampai di rumah tepatnya Mansion Wijaya yang begitu megah. Didalam mansion para keluarga sudah menunggu kedatangan Shafi dan Jonathan.
"Baru pulang son? " ya yang barusan menanyakan itu adalah Shafa Alexander.
"Ia Daddy baru pulang dari sekolah, dan mengantar anak sekolah satu orang yang tinggal di panti" Jelas Shafi anak sulung dari 4 saudara.
"Siapa kak anak itu"? tanya Shaka Alexander anak ke 3 dari 4 saudara.
"Shafana nama nya dia tinggal di panti jalan Pancasila. tadi kakak liat dia pulang jalan kaki. makanya kak Jo tumpangin deh kasian soalnya pulang jalan kaki sendirian kalau kenapa-kenapa gmna kan" balas Jonathan.
"Oo cantik gk kak orang nya? " tanya Shaka si paling tengil ini.
"Hmm cantik banget kaya ratu kalau dikit di poles". jawab Shafi.
"Ihhh aku mau liat Shafana dung kak" balas Shaka
"boleh nanti kita kesana sekalian kita berbagi sama mereka semua" balas Shafa sang kepala keluarga dirumah
"Aku ikut" jawab Shaki si paling datar di rmh
semua orang memperhatikan Shaki. tumbenan nih sianak no 2 dari 4 saudara ikut biasanya sibuk sendiri gk peduli keadaan.
"Udah-Udah kalian berdua Jo dan Shafi segera bersihkan diri terus kita makan. ini mau siang mommy udah kelaparan tau " relai sang ratu Alexander sambil cemberut dan mengusir kedua anaknya naik keatas.
15 menit kemudian keduanya sudah turun dan duduk di meja makan semuanya sudah lengkap. tapi sang ratu Alexander masih sedih melihat satu kursi yang masih kosong di sampingnya.
"Udah mom kita doakan supaya anak kita segera ketemu,daddy masih berusaha mencari anak kita kok walaupun sudah begitu lama anak kita hilang ia kan son?" balas Shafa menenangkan istrinya.
"Yes Daddy" jawab anak-anaknya dengan serentak.
"Ya udah mari kita makan, mommy senyum dan semangat ya" balas Shafa.
Mereka semua makan dengan tenang dan khidmat. sampai habis semua makanan dan makan siang pun selesai setelah 20 menit di meja makan.
Setelah mereka makan siang. Shafa dan Shafi kembali kekantor untuk mengadakan rapat dengan clien, Jonathan juga harus pergi kekantor Cabang Alexander harus mengurus beberapa berkas penting disana.
Shaka mengerjakan tugas kelompok bersama teman-teman nya di cafee Dav.
Shaki harus kembali ke kampus untuk mengikuti kelas di jam 3
Sedangkan Amelia sang ratu Alexander dirumah aja bikin aneka ragam bentuk kue dibantu Chef.
>>>>>>
Dilain sisi Shafana mau bersiap untuk membantu bunda Nadira sebelum pergi ke Cafee Dav 1 jam lagi.
"Bundaaa, Ana bantu apa nih?" tanya Shafana
"Eh anak bunda cantik banget, mau kemana sayang? " balas Bunda Nadira
"Ini Ana mau ke Cafee nanti jam 4, Ana kena sift sore sampe malam jam 9 bunda. jadi sebelum itu Ana mau bantuin bunda masak dulu buat adik-adik" balas Shafana.
"Aduh anak bunda gk usah repot-repot. ke cafee aja gpp. nanti kamu telat sayang ke cafee nya "balas Bunda Nadira.
"Hmm baiklah bunda. Ana pergi dulu ya bunda Assalamualaikum" pamit Shafana.
"Ia waalaikumsalam, hati-hati ya Ana". balas Bunda
Shafana berada di garasi samping rumah panti untuk mengambil sepeda mengayuh ke tempat kerja.
Dipertangahan Shafana mengayuh sepeda. ada seorang laki-laki nyebrang didepannya dan tidak melihat kiri kanan sehingga Shafana tidak bisa mengelak lagi,sampai ia menabrak lelaki itu.
"Aaaaaarghh... awasss kakkkk...." teriak Shafana.
Lelaki itu begitu fokus dengan hp nya tidak memperhatikan kiri kanan waktu menyebrang.
"Braaaak" Suara tabrakan begitu keras.
Shafana terpental begitu jauh 1 meter dari kejadian di tempat dan tak sadarkan diri dan banyak keluar darah karena Shafana terpental jauh dan kepalanya mengenai totoar jalan.
Lelaki itu jatuh tertimpa sepeda Shafana dan segera bangun walaupun tertatih. ia menghampir Shafana yang tak sadarkan diri.
"Dek bangun..." ujar lelaki itu
"Mas mas sebaiknya nona ini di bawa kerumah sakit mas" ucap warga sekitar yang ikut membantu Shafana.
"wiw wiw wiw" suara ambulance
petugas medis langsung memasukkan Shafana ke dalam mobil ambulance dan melakukan pertolongan pertama. Shafana didampingi oleh lelaki tadi.
"Mas itu lutut, siku, dan wajah mas lecet. sini saya obati mas. nanti malah infeksi mas". ujar salah satu petugas medis.
"Hmm gpp mas". jawab Lelaki itu.
10 menit kemudian sampai ke Rumah Sakit Alexander.
Petugas medis langsung turun, dan menarik brankar Shafana dan mendorong ke UGD untuk pemeriksaan.
Lelaki itu menunggu di depan UGD dan menelfon keluarganya untuk mengabarkan bahwa dia mengalami kecelakaan.
Tidak lama kemudian, keluarga lelaki itu sampai kerumah sakit Alexander.
"Shakiii kamu tidak apa-apa nak?" ya yang barusan menanyakan itu adalah Mommy Amelia.
"Mom, aku tidak apa-apa kok. tapi ada seseorang didalam lagi ditangani dokter, dia gk sengaja nabrak Shaki mom. Shaki yang nyebrang tidak hati-hati jadi begini mom." ucap Shaki sambil tertunduk lesu.
ceklek... Semua orang menoleh kearah pintu UGD.
"Keluarga pasien" tanya Dokter
"Dokter saya yang membawa pasien kesini. dan saya belum menginfokan kekeluarga pasien dokter" jawab Shaki.
"ini saya mau kasih tau bahwa pasien dalam keadaan kritis karena banyak kehabisan darah akibat terbentur kepala nya. pasien membutuhkan 2 kantong darah golongan O. di rumsh sakit ini stoke golongan darah O sedang habis. jadi adakah di antara kalian yang punya golongan yang sama dengan pasien? " jelas dokter.
"saya darah O dokter" balas Shafa
"baiklah mari ikuti saya" balas dokter
beberapa saat kemudian dokter kembali dan membawa 2 kantong darah untuk Shafana.
30 menit kemudian pintu di buka dan dokter mengatakan bahwa pasien sudah melalui masa kritisnya dan akan di pindahkan ke ruang rawat inap.
semua orang yang mendengar berita tersebut merasa lega dan bersyukur pasien baik-baik saja.
"Dokter tolong pindahkan pasien itu di tempat fasilitas yang baik" ujar Shafa Alexander.
"Baik pak, saya permisi dulu ingin memindahkan Pasien" pamit dokter.
>>>>>>
Ruang VIP Green
Shaki, dan Amelia berada di kamar inap pasien korban kecelakaan Shaki. sedangkan Shafa sedang mengurus administrasi.
"Engghh... Ana di..mana? " tanya Shafana yang baru sadar
"Emm kamu di rumah sakit nak, habis kecelakaan sepeda" Balas Amelia
"Bunda nadira mana?" tanya Shafana lagi.
"Kami belum menelfon keluarga kamu nak, soalnya kami gk tau nomor telfon keluarga kamu nak" balas Amelia sambil menatap wajah Shafana begitu mirip dengan nya.
ceklek...
"Assalamualaikum" ucap Shafa
"waalaikumsalam" balas semua orang.
Shafana yang melihat pria paruh baya ini tidak asing. Shafana sampai mengernyit dahi memikirkan dimna ketemu bapak ini.
"Udah jangan di pikirin begitu dalam" ujar Shafa
"Hai gadis bapak Shafa yang patahin kaki tangan preman" Salam kenal Shafa ke Shafana untuk kedua kalinya
Shafana yang mendengar itu seketika melebar matanya.
"Bapak Shafaaaaa, waah kita ketemu lagi" ujar Shafana sambil merentangkan tangan nya memeluk sang Shafa Alexander.
"Waah Ia kita ketemu lagi, tapi Quena kenapa jadi gini? " tanya Shafa, memang pada dasarnya semua udh tau kalau itu kejadian gara-gara Shaki. tapi entah kenapa ingin dengar cerita dari Shafana sendiri.
"Huwaaaa itu semua gara-gara kakak budek itu, padahal Ana udah teriak-teriak suruh minggir dari depan Ana. tapi kakak nya gk denger malah sibuk main hp. ihh nyebelin. jadi luka kan Ana sekarang gk bisa kerja jadinya Ana hari ini, awas aja kalau ketemu kakak itu lagi bakal Ana patahin itu kupingnya". balas Shafana dengan gebu-gebu ekspresi bermacam-macam.
"Hahahahaha" tawa pecah dari Amelia dan Shafa melihat Shafana begitu lucu menceritakan kejadian tadi.
"Ekhemmmm" balas seseorang yang duduk di sofa pojok yang dari tadi diam mendengar semua pembicaraan ketiganya.
Ketiganya menoleh kearah pria di pojok.
seketika mata Shafana melebar.
"Kakak budek,kok disini? " tanya Shafana refleks menutup mulutnya.
Shaki yang mendengar Kakak budek langsung melotot matanya.
"Apaa" balas Shaki judes.
Shafana reflek memeluk Shafa disampingnya. takut melihat Shaki.
"Tadi kamu mau matahin telinga saya. ini patahin coba" balas Shaki yang tiba-tiba udah disamping brankar Ana.
Ana geleng-geleng kepala di pelukan Shafa,sampai terdengar tangisan dari Ana di balik jas Shafa kena.
"Ehh anak bapak kenapa?" tanya Shafa
"taakuut. Annaa ta..kut, kaka..k Buudekk nya ssserem bapak hwaaa" Balas Shafana sambil nangis kejer.
"Shakii awas kamu daddy potong uang saku kamu ya"ancam Shafa
ceklek... Braak. .. suara pintu dibuka kasar.
"Daddy gmna keadaan kak Shaki? "tanya Shaka dengan teriakan membahananya sampe bikin Shafana menangis lagi karena kaget.
"Shakaa kamu nih kebiasaan buka pintu selalu bar bar. yang kalem dong nak. liat nih ulah kamu Ana menangis lagi, aduhh pusing mommy liat kalian semua gk ada yang beres satu pun" balas nyonya Alexander ngamuk.
"Ia ia maaf Mom,kan Shaka panik mom denger kabar kak Shaki di bawa RS" bela Shaka.
"Bapak kok disini?" tanya Shafana ke Shafi setelah berhenti menangis.
"Saya mau liat keadaan saudara saya tadi katanya kecelakaan"jawab Syafi.
"jadu kenapa disini? kenapa bapak gk cari kamar saudara bapak?" tanya Shafana kebingungan.
"Hmm itu saudara saya, yang berdiri samping kamu" balas Syafi
Shafana melebar mata syok mendengar bahwa Kakak budek itu saudara bapak Shafi.
"Emm Ana, kenalin ini Amelia istri bapak, ini anak-anak bapak semua ini kaka budek nama nya Shaki anak no 2, ini Shaka anak no 3, dan ini Shafi anak no 1" Jawab Shafa sambil memperkenalkan anggota keluarga nya satu persatu.
"Nah kalau nama kamu siapa nak" tanya Amelia
"Nama saya Shafana Shaquenna A" balas Shafana
>>>>>>>>