Liora menurut dan duduk di pangkuannya. Kemudian dia merasa sangat mengantuk. Dan tertidur dalam gendongan Kirito.
***
Flashback berakhir dengan diakhiri Kirito yang sudah menyegel kekuatannya.
Flashback off
Liora yang sudah menceritakan kisah panjang itu kepada teman temannya. Teman temannya pun juga ikut terkejut, tak terkecuali Almirah.
Karena pada dasarnya, Almirah mengira bahwa Liora manusia biasa. Tapi siapa sangka, jika kekuatannya tersegel oleh paman dan ibunya.
Sedangkan Natasha, dia sudah tidak kaget. Karena sejak pertama kali dia masuk sekolah dan bertemu dengan Liora. Dia sudah merasakan hawa panas yang aneh disekitarnya.
Dia juga sedikit mencium aroma wangi dari tubuhnya. Sejak saat itu Natasha berinisiatif untuk dekat dengan Liora. Sampai saat ini mereka menjadi sahabat.
Bel pun masuk. Tanda mereka harus segera memasuki kelas selanjutnya.
***
Sepulang sekolah, Liora sempat mampir ke arah restoran milik kakaknya. Kakaknya mendirikan restoran di dekat akademi sudah sejak dulu. Kakaknya juga mempunyai rumah di daerah sini.
Liora mampir sebentar hanya untuk duduk saja. Terus dia menenggelamkan wajahnya diatas meja. Kemudian pelayan di restoran tersebut menyadari Liora.
"Nona Liora. Anda sudah datang. Tapi tuan besar sedang tidak ada disini." Ucap seorang pelayan.
"Ah... Aku tidak mencari kakak, aku hanya ingin singgah disini."
"Begitu... Anda mau pesan apa? Biar saya yang layani."
"Tidak, tidak. Aku tidak ingin makan apa pun."
***
"Tuan Valent!" Ucap tangan kanannya.
Valent yang merasa dipanggil pun menoleh.
"Ada apa?" Tangan kanan tersebut sedang ngos ngos an karena mengejar tuannya.
"Tuan bisa tidak melambatkan langkah kaki?"
"Jika kau tidak ada urusan yang mendesak. Pergi sana!" Ucap Valent dingin.
"Eih.... Tuan ini bagaimana. Tuan besar memanggil mu."
"Ayah? Kenapa dia memanggilku? Ryu menurut mu kenapa?" Tangan kanan tersebut memiliki nama. Namanya adalah Ryu.
Ryu menoleh dan berpikir sejenak.
"Tuan... Bukankah kita harus mengikuti instruksi nya?"
"Bilang saja. Aku tidak akan datang!"
***
Raymond yang saat ini sedang bersama Lottie. Mereka sedang berjalan jalan di area pusat kota. Lottie kelihatan sangat senang. Sedangkan Raymond dia memasang wajah jutek.
"Lottie, cepatlah sedikit. Aku harus mengurus restoran juga."
"Ah... Iya, iya. Bentar lagi selesai."
Raymond menghembuskan nafas berat. Dia terlalu sabar menghadapi Lottie yang kesana kemari. Akhirnya dia lebih memilih untuk duduk di sebuah bangku dan menunggu Lottie.
Setelah Lottie selesai berbelanja. Dia langsung menghampiri Raymond dan mengajaknya pulang.
Raymond segera mengambil peluitnya untuk ditiup. Raymond memanggil kudanya dengan peluit. Sang kuda berlari ke arah mereka. Dan dengan segera mereka menaikinya.
Kuda tersebut langsung berlari menuju keluar area pusat kota. Mereka mengenakan jubah khas akademi saat menaiki kuda.
Lottie yang menikmati menaiki kuda. Dengan segera dia mengajak Raymond untuk bermain.
"Raymond! Ayo terbang bersama ku." Ucapnya antusias.
Pasalnya, sekarang Lottie sedang terbang ke angkasa mengikuti kuda yang dipacu oleh Raymond. Raymond tentu saja menolak.
Dia lebih memilih menaiki kudanya daripada terbang menggunakan sihir.