Keesokan harinya, ditemani dengan Theo. Luna datang ke kediaman Evans, Luna nekad dia sudah membuat keputusan. Tidak peduli dengan papanya Evans yang akan bertindak seperti kemarin lagi padanya.
Yang Luna pentingkan saat ini adalah keselamatan ibunya, menurut Luna. Sosok seperti papanya Evans adalah seseorang yang tidak pantas untuk didampingi. Karenanya bermodalkan nekad, Luna datang dengan keberanian yang membara.
Theo meneken bel di sana, tak lama pintu terbuka lebar. Dan, ya. Yang membukakan pintu adalah Mery.
Mery yang belum tahu akan kejadian kemarin, tersenyum pada Luna.
"Luna, ada apa datang ke sini?"
Mery bertanya demikian bukan karena Mery tidak suka akan kehadiran Luna, Mery sangat senang Luna datang. Hanya saja dia agak kaget, sebab Luna bilang sendiri waktu itu kalau Luna akan menghubungi Mery untuk bertemu dan tempatnya tidak di rumah Mery.
Tapi, Luna malah bertindak sebaliknya. Jadi, wajar saja kalau Mery bertanya.