Masih di depan pintu, Luna bersikeras tak akan mau masuk walau Ekal sudah memaksa dirinya berkali kali.
"Kenapa kamu memalsukan hasil tes DNA aku dan bu Dinda?" tanya Luna langsung pada intinya, dia hanya malas basa basi dengan Ekal. Jangankan berbasa basi, melihat wajah pria itu saja sudah malas rasanya bagi Luna.
Ekal yang awalnya tampak sedih karena Luna begitu menjaga jarak mendadak meneguk ludahnya dengan susah payah, tunggu jadi Luna sudah tahu apa yang Ekal lakukan? Sial, lengkap sudah sekarang betapa brengseknya seorang Ekal di mata Luna.
"Kamu sudah tau hasil itu palsu?"
"Ya, aku bahkan sudah bertemu dengan ibu kandungku. Jadi, aku ke sini karena penasaran apa maksud kamu memalsukannya? Huh? Kamu berniat mempermainkan aku dan bu Dinda? Tau betapa kecewanya dia begitu tau kalau hasil tes itu palsu, dia kecewa. Kamu memang tidak punya hati, ya. Ekal!" kata Luna dengan menggebu.