Dari arah lain, pintu yang sejak tadi tertutup perlahan dibuka dari dalam. Mempelai laki laki dengan ke dua orang tuanya menuntun dia berjalan di atas karpet merah juga.
Wajah Evans yang biasa kaku, pagi ini menjadi sangat datar. Evans tak tampak seperti seorang mempelai pengantin yang tengah berbahagia, wajah datar itu malah tampak seperti seseorang yang tidak menginginkan acara pernikahan itu.
Namun, para tamu sepertinya tidak peduli akan ekspresi Evans. Sebab ketampanan Evans menutupi ekspresi datarnya, Evans tampak sangat tampan pagi ini. Mendadak saja tamu yang berasal dari kalangan gadis sontak iri pada Michella yang mendapatkan pria setampan dan segagah Evans, belum lagi profesi Evans yang luar biasa. Membuat gadis gadis kembali berdecak kagum.
Mereka tak bisa mendeskripsikan betapa tampannya Evans dan seberapa beruntungnya seorang Michella bisa mendapatkan Evans yang hanya seribu satu di dunia ini.