Keadaan di dalam ruangan itu terasa sangat senyap, sebab dua orang yang sejak tadi di sana hanya diam.
Saat ini di ruangan Evans yang ada di rumah sakit tepatnya, Sania dan Evans tengah duduk berhadapan di sofa yang berseberangan.
Evans berkali kali menatap Luna, sedangkan Luna hanya sibuk menatapi kopi panasnya yang kini sudah dingin karena hanya dia diamkan saja sejak tadi.
Melihat Luna semakin sulit untuk diajak bicara, Evans membuang napasnya panjang. Dia tidak tahu kalau keadaan akan sekacau ini, bahkan sandiwara Luna ketahuan dengan begitu mudah. Namun, tak terlihat tanda tanda penyesalan di mata Luna.
"Luna," panggil Evans pada akhirnya sebab Luna hanya diam.