"Karena alasan, Tante. Tidak masuk akal," balas Luna dengan tatapan serius. Meski dia sedikit tak sopan dengan menyampaikan kalimat barusan, tatap saja Luna harus menyampaikannya karena itu yang dia pikirkan.
Luna tak ingin bersikap munafik dengan menyesuaikan kalimatnya agar tak terdengar kasar, yang penting dia mendapatkan jawaban dari apa yang membuat dirinya sangat penasaran.
Alih-alih marah karena Luna yang berterus terang, Mery malah tersenyum. Dia suka dengan pribadi Luna yang berani dan pantang mundur sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Kamu memang sangat berani, pantas saja anak saya suka dekat dengan kamu," kata Mery, ya dia tahu bagaimana hubungan Evans dengan Luna. Meski Mery tak tahu banyak, tapi. Dia dapat melihat bagaimana cara Evans menatap Luna kala itu, tatapan Evans menjelaskan segalanya.