Evans mengintip ke dalam kamarnya ingin melihat bagaimana keadaan mamanya, saat dia lihat Mery tengah berbaring di atas kasurnya dalam posisi yang membelakanginya.
Evans mengulas senyum manis, dia lega melihat mamanya sudah tampak baik-baik saja.
Evans kembali menutup pintu kamarnya dengan sangat hati-hati, dia tak mau mengganggu sang mama yang tampak begitu lelap.
Pria itu memutuskan untuk turun ke lantai dasar setelah membersihkan kamar orang tuanya, Evans sampai di lantai dasar. Dia duduk di ruang tengah, Evans meminta pangkal hidungnya beberapa saat.
Kepalanya terasa pusing bukan main, karena memikirkan masalah ke dua orang tuanya yang bertengkar. Evans pusing sebab dia tak tahu apa alasan mereka bertengkar, sang mama menolak untuk memberitahu. Sedangkan Evans tak mungkin bertanya pada papanya, papanya pasti tak akan memberikan jawabannya.
