"Luna, kamu tidak mau melakukan tes DNA saja dengan wanita itu?" tanya Ekal di sela-sela sarapan mereka.
Pagi ini Ekal menyempatkan sarapan, tentu saja dia sana tak hanya ada Ekal dan Luna. Ada orang ketiga yang selalu membayangi pasangan itu.
Siapa lagi jika bukan Sania, dia selalu ada di mana pun Ekal berada. Sania tak akan memberikan waktu bagi Ekal dan Luna untuk makan berdua saja, bahkan hanya untuk sarapan.
"Aku belum bisa," kata Luna lugas, dia tampak tak berselera makan.
Luna tengah gelisah karena pusing memikirkan siapa orang tuanya sebenarnya. Sebelumnya walau tak ada petunjuk apa pun tentang orang tuanya, Luna tak pernah memiliki niatan untuk menemukan orang tuanya.
Tapi entah kenapa sekarang mendadak saja dia sangat ingin tahu siapa orang tuanya, hatinya mengatakan dia butuh orang tuanya setelah nanti dia akan berpisah dengan Ekal.