Luna sibuk meremas bajunya, sepanjang perjalanan ini dia tak bisa tenang. Begitu mendengar apa yang Ekal katakan, Luna langsung meminta Ekal untuk mengatur pertemuan dia dengan wanita yang mengaku kehilangan putrinya itu.
Luna gelisah karena dia antara takut dan senang kalau dia akan bertemu seseorang yang mungkin adalah ibu kandungnya, walau itu belum pasti. Tapi, detik jantung Luna sulit untuk dikendalikan seperti jantungnya akan meledak karena gelisah memikirkan bagaimana dia harus bersikap nanti.
Ekal menyadari akan kegelisahan Luna, dengan beraninya pria itu menggenggam punggung tangan Luna yang ada di atas paha sang empu.
Mendapatkan sentuhan hangat di saat sedang risau Luna tak bisa menolak atau sempat merasakan risih, dia sedang tak fokus. Dan genggaman Ekal ini terasa begitu nyaman bagi Luna.
"Jangan terlalu tegang, kita hanya perlu memastikan," kata Ekal dengan lembut.