Deringan ponsel yang untuk ke sekian kalinya membuat Luna dan Evans melirik ke atas pangkuan Luna, di mana suara itu berasal.
Ya, ponsel Luna tak henti berdering sejak tadi. Itu agak mengganggu bagi ke duanya.
Evans dapat membaca nama siapa yang tertera di sana, dia lantas membuang wajah.
"Suamimu tidak akan diam sepertinya," kata Evans pelan.
Luna ikut melirik ke ponselnya yang tak henti berdering, Luna juga melihat sudah jam berapa sekarang.
Pantas saja Ekal tak berhenti menerornya, waktu sudah tengah malam. Ekal pasti akan sibuk tak melihat Luna di rumah.
"Aku tidak bisa mengangkatnya, dia pasti akan langsung menyuruh pulang," kata Luna.
"Kalau begitu matikan saja," saran Evans, dia sontak menoleh ke arah Luna lagi yang masih sibuk menunduk menatapi ponselnya.
"Dia akan semakin curiga."
Evans menghela napasnya panjang, kenapa sekarang rasanya serba salah.
"Kalau begitu kamu harus pulang."