"Aku ada di depan rumahmu, keluarlah jika kamu ingin. Aku akan menunggu dua puluh menit lagi, kalau selama itu kamu tidak keluar. Aku akan pergi," kata Evans.
Luna yang awalnya duduk di atas kasur, reflek berlari ke arah balkon. Dia sibak tirai balkon dan membuka pintu kacanya, lantas dia keluar.
Luna melihat ke arah luar pagar, di sana Evans berdiri menatap ke arah Luna. Evans tahu Luna memperhatikan dirinya, Evans tersenyum tipis sambil melambaikan tangannya sekali.
"Apa yang kamu lakukan di sana? Apakah kamu pengangguran? Pergilah, aku tidak akan keluar," usir Luna secara langsung. Tak peduli apakah Evans akan tersinggung atau tidak.
Evans tersenyum semakin lebar padahal dia baru saja diusir secara terang-terangan oleh Luna, Evans tak tersinggung sedikit pun.
Dia malah senang mendengar Luna mengoceh, rasanya sudah lama sekali Evans tak mendengar suara Luna.