"Terima kasih, ya. Theo sudah mau mengerti aku."
Masih dengan Theo dan Luna yang duduk di halaman rumah wanita itu, Theo seperti lupa waktu saat bersama Luna.
Karena itu, dia tak kunjung pergi dari sana. Padahal seharusnya dia mampir sebentar saja, ah. Luna memang mengalihkan dunia Theo.
"Oh, iya. Dokter itu...."
"Dokter Evans, kenapa?" tanya Luna sembari menatap Theo karena membawa bawa nama Evans.
Ah, jantung Theo jadi berdebar karena mendapatkan tatapan seintens ini dari Luna. Theo kesulitan untuk mengontrol detak jantungnya sendiri, seperti organ dalamnya itu akan meledak hanya karena ditatap Luna.
Oh, ayolah. Theo memang berlebihan dalam mengangumi Luna.
"Iya, dia. Kamu tau kalau lusa adalah hari ulang tahunnya?"