Tepat pada pukul dua belas malam, Evans memarkirkan mobilnya di garasi rumah.
Setelah beberapa hari dia tak memiliki kesempatan pulang, hari ini dia mendapatkan waktu untuk pulang.
Evans merindukan semua yang ada di dalam rumahnya, ya. Sungguh, dan yang paling utama adalah kasurnya.
Evans tak perlu mengetuk pintu untuk dibukakan dari dalam, dia tahu pasti orang rumahnya sudah asik dengan alam mimpi.
Keamanan di rumahnya sudah sangat canggih, dia hanya perlu menekan angka angka yang tersedia di kunci otomatis itu.
Setelahnya terdengar suara ceklek, dan pintu pun tak lagi terkunci.
Evans masuk tanpa suara, dia berjalan dengan santai sembari memijat pundaknya sendiri. Tentu itu adalah hal yang sulit dilakukan.
Evans melemparkan jas kedokterannya di sandaran sofa ruang tengah, setelahnya dia langsung mengambil posisi duduk di sana dalam keadaan ruangan yang lampunya sudah dipadamkan.