Luna menghempaskan tubuhnya ke atas kasur dengan perasaan campur aduk, dia baru pulang ke rumah setelah malam tiba. Sebab setelah dari taman Luna tak langsung pulang sebab pusing memikirkan bagaimana nasibnya ke depan nanti.
Sementara dirinya sudah tak memiliki wajah lagi untuk ditunjukkan pada Evans, Luna menjambak rambutnya beberapa kali sebab kesal lagi jika kembali mengingat apa kebodohan yang sudah dirinya lakukan tadi.
"Argggg, menyebalkan! Menyebalkan!" gerutunya, andai saja dia bisa memutar waktu. Luna ingin sekali mengubah kebodohan yang sudah dirinya perbuat, Luna menyesal sebab sudah bicara tanpa pikir panjang lebih dulu.
"Mulut ini kenapa tidak bisa difilter dulu sebelum bicara?" keluh Luna sembari memukul bibirnya dengan perasaan kesal.
"Awww, sakit juga rupanya," tambahnya sembari mengusap bibir yang tadinya dia pukul agak kasar.
Luna lantas cemberut karena kesakitan serta tak bisa berpikir jernih lagi, sialan sekali bukan dalam situasi ini?