Suara bel dari luar yang ditekan beberapa kali, membuat Sania yang awalnya duduk tak tenang di ruangan tengah karena memikirkan Ekal kontan menaikkan pandangannya ke arah pintu menebak siapa agaknya orang yang ada di luar sana.
"Ekal? Apa itu Ekal? Ck, kenapa lama sekali. Dia tidak berhenti mencari istrinya yang tidak berguna itu," gumam Sania tak habis pikir.
Sania bangkit mendekati pintu, dia dengan keyakinannya yang mantap jika di luar sana adalah Ekal. Mendekati pintu dengan perasaan gembira.
Tanpa banyak basa-basi, Sania membuka pintunya. Senyum yang awalnya menghiasi wajahnya untuk menyambut Ekal, kontan luntur begitu melihat ada siapa di samping Ekal.
Sania hanya tak menduga jika wanita itu akan pulang secepat ini, kenapa Luna mudah sekali dibujuk untuk pulang pikirnya. Ah, Luna sungguh tidak berguna pikir Sania.
"Kenapa wanita tak berguna ini pulang secepat ini, ck. Dia tidak pernah memberikan aku waktu untuk bersama dengan kekasihku," cerca Sania dalam batinnya.