Setelah bicara sebentar dengan Evans, Luna merasa suasana hatinya langsung membaik.
Walau dia masih sendirian di rumah, kini itu tak jadi masalahnya baginya sebab mendengar suara Evans saja sudah cukup.
Luna mendudukkan dirinya kala mendengar suara deru mobil yang mendekat, dia tahu itu pasti mobil suaminya yang baru kembali. Entah hanis dari mana. Tapi, pasti Sania ada bersama Ekal.
Ya, Luna tahu tanpa perlu mencari tahunya lebih dulu. Sebab itu tampak jelas dengan ketidakhadiran ke duanya di rumah.
Luna menyimpan ponselnya kembali ke dalam tas, matanya menatap lurus dinding rumah menantikan mereka masuk.
Tak lama setelahnya terdengar suara pintu yang dibuka, Luna yang posisinya membelakangi pintu dan tertutup kepala sofa dapat mendengar suara tawa riang dari Ekal dan Sania.
"Tadi menyenangkan," kata Sania dengan manja, sikap tak tahu malunya membuat dia berani memeluk lengan suami orang lain.