Evans menopang dagunya dengan telapak, matanya menatap ponsel yang tergeletak di atas meja tepat di depannya saat ini.
Evans tak bisa berpaling dari ponselnya, dia seperti tengah menunggu telepon dari seseorang dengan tak sabar.
Sampai sebuah notifikasi masuk ke ponselnya, alih-alih telpon yang dirinya tunggu. Rupanya itu pesan dari Dion.
Walau agak kecewa, Evans tetap membaca pesan dari Dion. Sepertinya penting, dan begitu dia membacanya kening Evans berkerut.
Karena merasa tak puas dengan hanya membaca pesan singkat itu, Evans menghubungi Dion. Tak butuh waktu lama, di deringan pertama Dion langsung mengangkat panggilannya.
"Jadi, dia sendirian di rumahnya?" tanya Evans seperti apa yang dia baca di pesan Dion.
Ya, pesan Dion menjelaskan jika Luna sendirian di rumahnya sebab tak ada satu pun yang tampak di sana.
"Benar, Dok. Saya terpaksa pergi karena tidak enak dengan tetangga," balas Dion apa adanya.
