Suara deru mobil yang mendekat, membuat wanita berkulit sawo matang itu melompat dari duduknya. Dia bergegas mendekati pintu, sebab tahu betul siapa yang datang.
Dan, dia rasa. Dirinya perlu menyambut kedatangan orang itu, yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya. Ekal!
"Sayang...." seru Sania dengan pintu terbuka lebar, tak hanya pintu. Tangan wanita itu pun ikut terbuka siap untuk memeluk Ekal yang tampaknya lelah itu.
Ekal tak merespon, dia malah lewat dari samping Sania dengan lesuh. Sedang tak minat untuk berpelukan, atau mungkin juga karena suasana hatinya yang tengah tak baik.
Ekal mendudukkan dirinya di sofa, kepalanya bersandar pada sandaran sofa. Matanya terpejam, dengan tangan yang memijat pelan pelipisnya.
Melihat tak ada balasan yang manis dari Ekal, Sania mencebik. Tak bertahan lama, sebab selanjutnya dia kembali mendekati kekasihnya. Duduk di samping Ekal dan memandangi wajah Ekal.