"Sedang apa kamu di sini? Bukankah di sini dingin," ucap pria tampan dengan kaos hitamnya yang tersisa.
Sebab jaket kulit yang biasanya melekat di tubuhnya kini sudah sang empu lampirkan ke punggung Luna, untuk sekedar membuat tubuh rapuh itu sedikit hangat.
Luna yang kala itu memandang lurus ke depan mengulas senyum yang amat tipis, bahkan hanya dia yang tahu jika saat ini dirinya tengah tersenyum.
"Saya hanya merasa bosan terus berada di dalam ruangan dengan bau obat yang sangat menyeruak, oh. Iya, ngomong-ngomong. Kenapa Pak Theo bisa ada di sini?"
Ya, pria yang memberikan jaket pada Luna adalah Theo. Bahkan kehadiran Theo membuat Evans yang diam-diam memantau mereka dari lantai lima mengurungkan niatnya untuk menemui Luna.
Theo yang saat ini bersumpah di samping kursi roda Luna tampak memutar bola matanya ke atas, guna memutar otak menyusun kalimat sempurna untuk dijadikan jawaban atas pertanyaan Luna barusan.