Wanita itu menatap gedung rumah sakit di depannya dengan tatapan terluka, melihat punggung pria yang akan menjadi suaminya menjauh menggendong wanita lain.
Dia Michella, walau membawa mobil dengan cepat atas permintaan Evans. Sebenarnya dia menurut bukan karena ingin menyelamatkan nyawa Luna, hanya saja dia tak ingin terus melihat Evans menunjukkan sisi lainnya pada wanita lain.
"Teganya kamu ingin mencium wanita lain di depanku," gumam Michella pelan. Matanya terus memerah, sebenarnya perih menahan air mata. Tapi, dia juga kesulitan untuk sekedar menangis.
Ya, Michella tahu Evans hampir saja memberikan napas buatan untuk Luna. Walau pun itu bagian dari penyelamatan, Michella tetap saja tak akan biarkan itu terjadi.
Bahkan dia yang berstatus sebagai tunangan Evans yang sudah resmi sejak enam tahun saja belum pernah merasakan perhatiannya, lalu mendadak hampir saja Luna yang lebih dulu merasakan bibir tunangannya.
Oh, ayolah. Apakah ini adil? Tentu saja tidak bagi Michella.