Evans kembali ke rumah sakit setelah melihat kebodohan Luna karena hanya meminta dirinya untuk tetap diam.
Evans melihat jadwalnya yang lumayan padat setelah ini, dia memanggil Dion dengan wajahnya yang datar.
Membuat Dion penasaran apa agaknya yang terjadi dengan dokter ahli bedahanya ini.
"Dok, ada apa? Tadi, Dokter terlihat baik-baik saja. Apa yang salah dengan wajah tampan itu sekarang?" tanya Dion ragu-ragu menatap takut ke arah Evans.
"Pesan ruang operasi, bukankah ada pasien yang harus saya operasi hari ini?" tuturnya lugas tanpa mau repot-repot menjawab pertanyaan yang hanya akan memancing rasa kesalnya kembali.
Evans harus sibuk untuk bisa melupakan rasa kesalnya, hanya itu satu-satunya alternatif agar dia bisa lupa.
Dion tak lagi bertanya, Evans bukanlah pribadi yang suka mengalihkan topik pembicaraan. Dia hanya akan begitu di saat pembahasan tak disukainya atau karena suasana hatinya sedang buruk.
"Baik, akan saya pesan."
