Mamat tertunduk, malu dalam hatinya. Tidak berani menengadahkan muka. Dia pikir Sunny sebagai orang yang nomor satu dalam manajemen acara famous singers of the hotel. Dia datang menemui Sunny untuk mengambil bayarannya menyanyi kemarin malam.
Sepanjang waktu bertatap muka dengan Sunny dalam hati Mamat adalah berdoa, dia mendoakan Sunny agar berbaik hati memberi kesempatan menyanyi sampai jadwal acara famous singers of the hotel selesai.
Saat Sunny mendongakkan kepalanya, melihat dan menyambut kedatangan Jeanni yang diantar Yanto. Mamat tersenyum senang, dia hafal Jeanni manajer artis Jandoet melalui Kenjo. Waktu itu Jeanni sempat berbicara memberi semangat kepada Mamat saat Kenjo mengajaknya jadi penyanyi di hotel.
Mamat tertegun melihat penampilan Jeanni membuatnya pangling. Dipandanginya wajah Jeanni bagai melihat bidadari.
Jeanni tidak lupa melihat Mamat, dan tujuan keberadaan Mamat bertemu Sunny juga dia tahu.
Tiba-tiba Sunny bicara terdengar mengejutkan oleh Jeanni dan Mamat. "Sekarang, orang yang bisa mengusulkan kamu tetap menyanyi di hotel kita sudah datang."
Mamat tertegun, dipandanginya wajah Sunny.
Sunny berjabatan tangan dengan Jeanni sesaat. Kemudian mempersilahkan Jeanni duduk. Setelah melihat Jeanni mengambil tempat duduk tak jauh dari Mamat. Sunny bicara lagi, "Ini namanya Jeanni," memperkenalkan kepada Mamat.
"Aku sudah kenal," sahut Jeanni setelah beberapa saat melirik kepada Mamat.
Mamat mengangguk sambil melempar senyum kepada Jeanni.
Sunny menanggapi ucapan Jeanni dengan berpura terkejut. "Ops! Sudah saling mengenal?" Sambil kedua matanya kelihatan terbelalak.
Jeanni tersenyum, lalu bicara menjelaskan sedikit. .
Sunny bicara lagi, " Kalau kamu ingin ikut terus di acara Famous Singers bicaralah kepada Jeanni, jangan kepada saya, salah alamat," katanya membuat wajah Mamat merona.
Jeanni tertegun mendengar kata-kata Sunny kepada Mamat, lalu menimpali. "Tapi uang buat honor penyanyi adanya di dia," kata Jeanni seraya menunjukan Sunny kepada Mamat.
Kemudian kedua wanita itu saling tertawa, sepertinya buat menutupi kekurangan mereka masing-masing.
Mamat kebingungan melihatnya.
Sunny mengedip mata memanggil Jeanni buat mendekat. Dia ingin bicara sesuatu tidak ingin terdengar oleh Mamat dan Yanto. Lalu ketika Jeanni melangkah mendekatinya, Sunny meminta Yanto mengajak Mamat pergi ke luar ruangan untuk beberapa menit, sampai dia selesai bicara dengan Jeanni.
"Sekarang bawa dulu Mamat ke ruangan loby, aku mau membicarakan sesuatu dengan Jeanni," perintah Sunny berbisik kepada Yanto.
Yanto tertegun mendengar perintah dari Sunny, melirik sebentar pada Mamat, setelah itu dia mengangguk, "Siap Bu" ujar Yanto, meskipun dalam hatinya merasa berat melaksanakan perintah itu.
Kemudian Yanto mencari cara bagaimana mengajak Mamat pergi keluar ruangan tanpa harus menyinggung perasaan.
"Sesuatu bersifat rahasia kah?" Tanya Jeanni kepada Sunny.
"Mau dibilang rahasia, boleh. Mau dibilang tidak, juga boleh," sahut Sunny.
Jeanni memperhatikan muka Sunny, ekspresinya menunjukan Sunny ingin kenyamanan setelah bicara. Kemudian Jeanni menarik nafas, setuju atau tidak setuju Jeanni memang harus mengikuti apa keinginan Sunny.
"Aku ingin menyampaikan kabar, ibu Mirawati minta penyanyi Mamat tetap disertakan di acara famous singer. Aku harap kamu memperkuat dia supaya tidak disanggah oleh Harris pada meeting besok," kata Sunny.
Jeanni terbelalak, "Kamu serius bicara ini?" Pikir Jeanni sangat menggembirakan, dia jadi ingin segera menyerahkan surat Jandoet kepada Mirawati.
"Apakah kabar itu kamu dapat langsung dari ibu Mirawati?" Jeanni ingin jelas sumber kabar yang disampaikan Sunny.
Kemudian dengan ucapan datar, Sunny bicara. "Aku dengar dari Agung Sutalaksono. Dia juga meminta tambahan biaya buat honor penyanyi opening," sahut Sunny.
Sunny percaya kabar itu benar karena dibarengi permohonan tambahan biaya buat honor penyanyi oleh Agung Sutalaksono.
"Jika kurang percaya, kamu bisa langsung menanyakan hal penyanyi tambahan itu kepada Agung," ujar Sunny.
Jeanni menatap Sunny sambil bibirnya tersenyum.
Menurut Sunny, di malam pertunjukan itu, Agung Sutalaksono mendapat usulan dari Mirawati supaya Mamat masuk sebagai penyanyi pendukung acara famous singer.
Sementara itu suasana di tempat Yanto ngobrol berdua dengan Mamat nampak sangat akrab. Ini semua karena mereka saling menyadari sama-sama punya kepentingan.
Yanto punya kepentingan buat mendapat kepercayaan dari Sunny, dia ingin menunjukan kepiawaiannya dalam menyambut tamu atasannya.
Mamat berusaha ingin memberi kesan bahwa dia mudah bergaul, walaupun kepada Yanto, dia ingin mendapat kepercayaan supaya tujuannya tercapai, menjadi penyanyi famous singers. Dan tentunya itu sebuah kebanggaan yang sangat luar biasa bagi Mamat bisa tampil di panggung menyanyi bareng penyanyi terkenal Jandoet.
"Menurut kamu, apa yang sedang dibicarakan oleh kedua wanita itu?" Mamat melirik dingin ke arah kantor Sunny.
"Banyak," ujar Yanto singkat.
"Banyak?" Tanya Mamat, lalu dia membayangkan mereka yang sibuk kerja.
Sambil manggut-manggut dia bertanya lagi, "Apakah mereka belum punya suami?"
"Ya," sahut Yanto, "Kamu tanya-tanya seperti itu, mau apa?"
Mamat tersenyum, ekspresinya merasa malu.
Yanto mengamati ekspresi muka Mamat, dia bisa menarik kesimpulan apa yang kira-kira sedang dipikirkan di otak Mamat. ****