Chereads / Kamar Hotel.. / Chapter 34 - Sentimen

Chapter 34 - Sentimen

Yanto mengamati, ekspresi Mamat tidak menunjukan rasa menyesal dari sikapnya sudah membuat Jeanni marah. Lalu Yanto menggelengkan kepala beberapa saat, setelah itu dia melihat ke arah Jeanni pergi hingga hilang dari pandangan mata. Setelah itu dia bertanya. "Kamu tidak menyusul Jeanni?" Tanya Yanto, harapannya supaya Mamat mau membicarakan Jeanni lebih rinci. Pikirannya, dari sini dia bisa beroleh kejelasan pengetahuan tentang asal muasal Jeanni manajer penyanyi terkenal itu.

Tetapi, lagi-lagi harapan Yanto dengan kenyataan selalu berbeda.

"Untuk apa?" Mamat malahan balik bertanya.

Yanto tertegun sejenak, melihat Mamat seperti tidak bersemangat lagi bicara.

Mamat sedang melihat Sunny keluar dari ruangan kerja Mirawati, mengamati sebentar kemudian dia berjalan mendekati.

Yanto cepat bicara lagi, "Kamu bilang untuk apa? Ya mencari tau, mengapa dia mau mengajak kamu pergi," sahut Yanto.

"Aku sudah tau," sahut Mamat sembarang bicara sambil berjalan melenggang menghampiri Sunny.

Yanto tergeriap beberapa saat, karena setelah matanya berkedip melihat Mamat sudah berada di sebelah Sunny sedang saling bicara. Wajah Yanto jadi berubah memerah.

Mamat hanya sebentar bicara dengan Sunny, karena dia tidak mendapat kejelasan soal menyanyi kemudian dia berpamitan.

Sementara itu, di halaman parkir depan gedung hotel, Kenjo dan Syam gitaris tidak direncanakan berjumpa dengan Harris.

Harris mengatakan akan membuat perhitungan bila wanita yang dia rekrut tidak mendapat kesempatan jadi penyanyi opening acara famous singers, membuat Kenjo dan Syam gitaris kecewa.

Terjadi suasana tegang antara Harris dengan Kenjo. Harris menuduh Kenjo telah melakukan penilaian tidak obyektif dalam memilih calon penyanyi.

"Coba kalian lihat baik-baik," ujar Harris, menyodorkan foto wanita ukuran poscard kepada Kenjo. "Wajahnya cukup cantik, pandai menghafal lirik lagu, suaranya serak-serak basah. Kalian terlalu jika tidak memilihnya jadi penyanyi opening acara..."

Kenjo meraih foto wanita dari tangan Harris, mengamatinya beberapa detik. Kemudian menyerahkan foto itu kepada Syam gitaris.

"Apa menurut kalian wanita pada foto itu masih kurang cantik?" Harris melanjutkan ucapannya. Berharap Kenjo dan Syam gitaris menyampaikan pendapat.

"Menurutku, cantik," ujar Syam, dia mencoba menyampaikan pendapat, tujuannya ingin suasana tegang antara Harris dengan Kenjo segera berakhir.

Tetapi keinginan Syam nampaknya tidak bisa terwujud. Harris tetap dengan pendapatnya bahkan memaksa Kenjo supaya bercerita kegiatan audisi beberapa waktu lalu, dia tidak percaya talenta dari berapa orang yang lolos jadi penyanyi opening acara famous singer.

Kenjo mengerutkan kening, wajah Harris yang penuh keangkuhan itu ditatapnya sambil menahan geram.

"Maksud kamu apa?" Kenjo mulai tersulut emosi melihat sikap congkak Harris. Bicara Kenjo lantang, kemudian perlahan mengendor setelah Syam gitaris berbisik bicara menyadarkan.

"Bicara jangan pakai emosi, nanti terjadi kegaduhan dan tidak baik dilihat orang," ujar Syam gitaris. Melihat Kenjo tersengal-sengal nafasnya lantaran meredam emosi. "Sabar, sabar," ujarnya lagi, tangannya menepuk pundak Kenjo beberapa tepukan.

Kenjo geram, menahan semua emosinya, tatapan matanya tajam memandangi wajah Harris.

Hati Harris nyalinya menjadi ciut, dia merasakan berdebar tak karuan dalam dadanya manakala mata menatap pada Kenjo. "Sial !," Gerutu Harris, "Kenjo tidak bisa sembarang digertak." Kemudian saat melihat seorang memakai seragam kerja hotel datang dari arah lain Harris buru-buru menghampiri orang itu. "Tunggu, aku ada perlu," seru Harris sambil menghampiri.

Senyum Syam gitaris terkembang, melihat Harris pergi. Syam membaca gerak Harris sebagai langkah menghindar takut melihat ekspresi marah Kenjo. "Kamu kenal dengan orang itu? Siapa sih dia itu?" Tanya Syam kepada Kenjo, tapi tangannya tidak berani menunjuk ke arah Harris.

"Kenal, tapi tidak terlalu dekat," sahut Kenjo, melihat ke arah Harris sebentar, lalu berjalan mengajak Syam gitaris menuju ruangan kerja Sunny.

"Harris karyawan hotel yang diangkat menjadi sopir pribadi Mirawati. Gayanya menjadi berubah, sombong kepada semua karyawan hotel," ujar Kenjo tidak semangat. Kelihatan dari ekspresi wajahnya menunjukan dia sudah tidak mau berbicara soal Harris.

Kenjo dengan Syam tiba di depan pintu ruangan kerja Sunny.

Syam berbisik menyarankan Kenjo mau menceritakan perlakuan Harris di halaman parkir tadi kepada Sunny. Dia khawatir Harris akan selalu mengganggu.

Kenjo terdiam, seperti tidak mau mengikuti saran Syam. Dia sedang mengingat pengalaman bagaimana membuat orang berubah baik, jera tidak mengulangi kesombongan lagi.

"Saya punya cara tersendiri buat bikin Harris kapok," kata Kenjo kepada Syam, setelah itu mengetuk pintu ruangan kerja Sunny. Sebelum masuk ruangan Kenjo masih sempat melanjutkan bicara kepada Syam. "Sunny sebagai supervisor, tapi omongannya kurang didengar oleh Harris."

Syam mengerutkan kening, hatinya terkejut. "Kok bisa?"

Kenjo tidak segera menjawab, karena dia merasa belum memiliki informasi lengkap soal pembangkangan bawahan terhadap supervisor. "Silahkan masuk!" Tiba-tiba terdengar suara Sunny setelah Kenjo mengetuk ulang pintu.

Tersenyum Kenjo, memberi isyarat kepada Syam agar jangan bertanya lagi. Setelah itu, Kenjo melangkah masuk diikuti Syam.

Sudut bibir Sunny naik melihat yang datang itu Kenjo. Duduk tak beranjak di kursi, menggosok kening di antara kedua alisnya. Ketika Kenjo mengulurkan tangan untuk berjabatan Sunny baru mau beranjak dari kursi.

Mata Kenjo tertuju pada kening Sunny, dia melihat suasana tidak nyaman sedang menyelimuti Sunny, lelah dan pening. Kemudian dia meminta waktu kepada Sunny sepuluh menit untuk bicara.

"Aku berharap yang akan kamu bicarakan tidak ada kaitannya dengan Harris," ujar Sunny tidak semangat, mengejutkan Kenjo dan Syam.

Kenjo dengan Syam duduk di kursi depan meja kerja Sunny, mendengarkan bicara.

Seperti yang dialami, dia sedang duduk di belakang mejakerja yang dipenuhi setumpuk laporan kerja dari seluruh karyawan, dan data pelanggan hotel selama beberapa bulan terakhir, dan data pengajuan kasbon karyawan. Beberapa jam lalu datang Harris, menanyakan apakah penyanyi Mamat sudah menerima honor?

Kemudian Harris menjadi beringas, bermacam sumpah-serapah keluar dari perkataannya, menuduh ada Kong kali Kong dalam seleksi penyanyi opening acara.

Kenjo merenung sesaat, dan kemudian dia berunding dengan Syam. Selanjutnya, keduanya berpamitan. ****