anak itu sudah lebih dulu melesat meninggalkan pekarangan rumah.
Zain tidak tahu sudah berapa lama ia tidak lagi bermain dengan leluasa semenjak jiwanya menempati raga Prita. Bahkan Zain pun sudah lama tidak melihat Zeno—sepupunya.
Pria itu hanya bisa menghela napas dengan apa yang terjadi saat ini. Zain benar-benar masih tidak percaya kehiduoannya seperti di novel-novel—kemustahilan terjadi di dunia nyatanya.
Usai sampai di tempat tujuan, Zain lekas memarkirkan motornya dan segera masuk ke dalam gedung rumah sakit yang dipenuhi lampu.
Setelah bertanya pada sister mengenai kamar ayahnya Jali, Zain langsung mendatangi tempat tersebut. Dan benar saja sudah banyak orang yang berkunjung di sana.
"Prita?" lirih Joan.
Zain mengambil tempat di sebelah Jali dan memeluknya. Zain menepuk bahu Jali dan membisikan sesuatu.
Tentu saja semua orang terkejut melihat apa yang baru saja mereka lihat. Gadis itu begitu akrab dengan Jali, padahal mereka jarang sekali mengobrol.